kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga semester I, hasil investasi industri asuransi jiwa masih tumbuh positif


Kamis, 16 September 2021 / 06:15 WIB
Hingga semester I, hasil investasi industri asuransi jiwa masih tumbuh positif

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tampaknya sentimen positif turut mendongkrak aset investasi di Asuransi Jiwa pada pertengahan tahun ini. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat total penempatan dana investasi industri asuransi jiwa sepanjang semester I/2021 mencapai Rp 510,5 triliun.

Jika melihat data AAJI, hasil investasi menembus Rp 312,4 triliun di instrumen saham dan reksa dana (RD) pada semester I tahun ini, atau meningkat 20,4% dibanding periode sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 259,5 triliun. Lonjakan tersebut mendorong penempatan dana di seluruh instrumen mencapai total Rp 510,5 triliun, meningkat 14,7%.

Kenaikan kontribusi pada portofolio saham khususnya, disebabkan oleh kondisi pasar modal Indonesia yang semakin kondusif di semester I-2021. "Kondisi tersebut ditandai oleh membaiknya indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 22%, jika dibandingkan dengan periode sama di 2020,” kata Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon dalam konferensi pers, Selasa (14/9).

Pertumbuhan hasil investasi pun turut dirasakan para pemain industri Asuransi Jiwa, seperti BRI Life yang sampai dengan Agustus 2021, hasil investasi non-unitlinked mencapai Rp 544 miliar, atau tumbuh 59% yoy. Sementara, untuk portofolio UL masih terkoreksi Rp 120 miliar, namun jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu yang terkoreksi sampai Rp 208 miliar.

Baca Juga: Di tengah pandemi, pendapatan premi produk unitlink masih menggemuk

Untuk portofolio Non-UL, BRI Life tempatkan sesuai dengan kebijakan investasi yang disusun berdasarkan karakteristik kewajiban portofolio non-UL di BRILife. "Porsi terbesar pada SUN, kemudian di Obligasi dan Reksadana Pasar Uang. Porsi penempatan pada Reksadana Saham sangat kecil, di bawah 5%," kata Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila kepada kontan.co.id, Rabu (15/9).

Ia mengaku, terus menjaga perimbangan hasil investasi pada media-media investasi yang sudah ditetapkan dalam kebijakan investasi, dan memastikan BRI Life masih bisa mendukung hasil investasi yang diharapkan dengan risiko yang terukur.

Iwan juga menjelaskan, saat ini untuk portofolio investasi Non-UL BRI Life tempatkan di SUN, obligasi korporasi, dan Reksadana Pasar uang. "Sampai dengan akhir tahun kami terus mendorong untuk mengoptimalkan hasil investasi untuk mendukung pertumbuhan usaha, dengan tetap berhati-hati dalam memilih media investasi," ujar Iwan.

Dalam menjaga investasi terus tumbuh sampai dengan akhir tahun, BRILife terus memonitor penerapan kebijakan investasi dalam pemilihan portofolio investasi, untuk memastikan penempatan optimal dengan risiko terukur. "Kebijakan investasi terus kami review secara berkala untuk memastikan bahwa BRI Life dapat memenuhi kewajiban kepada pemegang polis di masa yang akan datang," imbuh Iwan.

Pertumbuhan hasil portofolio investasi juga masih dirasakan oleh BNI Life, dengan total Portfolio Investasi BNI Life per Agustus 2021 mencapai Rp 19,8 triliun atau naik sebesar 10% dibanding tahun lalu. Untuk hasil Investasi non unitlink adalah 105% secara YTD dari target YTD dan dari target full year sebesar 67%.

GM of Corsec, Legal & Corcomm BNI Life Arry Herwindo mengatakan, per Agustus 2021, portfolio terbesar BNI Life adalah fixed income sebesar 14,6 triliun (termasuk komposisi fixed income dalam reksa dana) atau 74% dari total portfolio.

Baca Juga: Pendapatan industri asuransi jiwa melompat pada semester I

"Porsi terbesar di fixed income karena marketnya cenderung lebih stabil bila dibanding pasar saham yang cukup volatile saat ini. Kami juga tetap menjaga asset liability matching, untuk memenuhi kewajiban kami pada nasabah-nasabah BNI Life, oleh karena itu kami berinvestasi pada asset yang aman namun dapat memberikan return yang optimal," ungkap Arry. 

Menurutnya, yang menyebabkan hasil investasi terus tumbuh di masa pandemi ini yaitu, strategi investasi dalam pemilihan aset investasi, komposisi investasi dan pemanfaatan setiap momentum untuk memperoleh keuntungan sangat penting untuk dapat terus tumbuh dalam masa pandemi ini. Pihaknya juga selalu menjaga performance agar tetap optimal dengan tetap berpegang pada kebijakan Investasi perusahaan dan ketentuan dari regulator.

Arry mengaku, untuk portofolio investasi, untuk deposito pihaknya menempatkan pada bank buku 3 & 4, sementara untuk obligasi yaitu pada obligasi dengan minimal rating A dan saham pada LQ45/Kompas 100. "Untuk proyeksi sampai akhir tahun masih akan dipengaruhi oleh perkembangan covid-19 dan tapering," katanya.

Dalam menjaga aset investasi terus tumbuh, Arry menyebut, strateginya yaitu pilihan aset investasi yang tepat, komposisi investasi dan pemanfaatan setiap momentum untuk memperoleh keuntungan sangat penting untuk dapat terus tumbuh dalam masa pandemi ini.  "Kami selalu menjaga performance kami agar tetap optimal dengan tetap berpegang pada kebijakan Investasi perusahaan dan ketentuan dari regulator," ujar Arry.

Sementara itu, PT Generali Indonesia mengatakan bahwa, portofolio nasabah secara otomatis dikelola oleh ROBOAMRS, yang akan mengelola sesuai dengan kondisi pasar dan profil risiko nasabah. Dengan ROBOARMS, portofolio akan lebih optimal dibandingkan dengan kinerja unit link lainnya.

"Kinerja ROBOARMS sendiri sudah terbukti efektif dimana hingga pertengahan Agustus 2021, kinerja porsi investasi nasabah dengan Robo ARMS, kinerjanya mayoritas 94% di atas IHSG, bahkan diantaranya bisa mencapai 38% di atas IHSG," kata Chief Marketing Officer Generali Vivin Arbianti Gautama. 

Menurutnya, Seiring berjalannya waktu, setelah program vaksinasi berjalan sudah semakin banyak masyarakat yang memiliki kekebalan pada virus COVID-19. Hal ini mendorong tumbuhnya ekonomi dan optimisme berbagai pihak sehingga juga mendorong iklim investasi Indonesia yang terus membaik. Selain itu, sudah banyak para pelaku bisnis atau investor yang kembali mengalokasikan dananya untuk kembali melakukan investasi di pasar saham.

Untuk portofolio pada Generali ditempatkan pada equity, money market dan fixed income. Sedangkan secara proporsinya sangat ditentukan oleh kondisi pasar dan profil risiko nasabah. Dengan ROBOARMS pengelolaan portofolio investasi bisa terkelola otomatis dan dengan hasil yang lebih optimal. 

Baca Juga: AIA luncurkan program Sehat Untuk Negeri, apa itu?

"Tentu kita semua berharap iklim investasi terus membaik hingga akhir tahun dan memasuki tahun-tahun mendatang. Dengan tumbuhnya dana kelolaan investasi asuransi pada bulan Juli, berarti menunjukkan sinyal positif akan terus terjadi pertumbuhan hingga akhir tahun," tambah Vivin. 

Sementara itu, Vivin mengaku, beberapa strategi telah pihaknya terapkan agar aset investasi terus tumbuh, seperti dari sisi komunikasi, Generali terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya pengelolaan dana masa depan sekaligus proteksi, apalagi di tengah kondisi pandemi. Sedangkan dari sisi pengelolaannya sendiri, kinerja ROBOARMS akan terus Generali maksimalkan agar bisa konsisten menunjukkan kinerja optimal dalam mengelola portofolio investasi.

Sebagai gambaran, dari total dana investasi industri Asuransi Jiwa sebesar Rp 510,5 triliun yang dikelola 59 perusahaan asuransi jiwa yang bergabung dalam AAJI, yang terbanyak 61,19% ditempatkan pada instrumen saham dan reksa dana.

Rinciannya, investasi yang disalurkan melalui instrumen saham tumbuh sekitar 26% (year on year) menjadi Rp 144,79 triliun, sedangkan di reksa dana naik 15,9% (yoy) menjadi Rp 167,58 triliun. Porsi kontribusi dua jenis instrumen tersebut meningkat, masing-masing menjadi 28,4% dan 32,8% dari total investasi industri asuransi jiwa pada semester I tahun ini.

Penempatan dana investasi asuransi jiwa terbanyak kedua di surat utang sebesar sekitar 26%, atau senilai Rp 133,5 triliun pada paruh pertama 2021. Investasi dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN), sukuk, dan obligasi yang lain ini tumbuh 12,9% dari semester I-2020 senilai Rp 118,2 triliun. Sementara itu, sisanya Rp 64,6 triliun ditempatkan di investasi yang lain seperti properti.

Selanjutnya: Premi produk unitlink masih terus tumbuh selama semester I 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×