kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Hasil Investasi Asuransi Jiwa Melesat pada Juli, Ini Pendorongnya


Selasa, 12 September 2023 / 09:50 WIB
Hasil Investasi Asuransi Jiwa Melesat pada Juli, Ini Pendorongnya

Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil investasi di industri asuransi jiwa tampak melejit pada periode Juli 2023. Jika dilihat, salah satu segmen investasi yang tampak mengalami kenaikan signifikan yaitu pada instrumen saham.

Menilik data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hasil investasi asuransi jiwa meningkat 138,64% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp 21,81 triliun pada Juli 2023, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 9,13 triliun.

Salah satu penopang meningkatnya hasil investasi itu berasal dari instrumen saham yang tumbuh sebesar 3,88% YoY menjadi Rp 150,93 triliun di Juli 2023, dibandingkan Juli 2022 sebesar Rp 145,29 triliun.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Togar Pasaribu menyatakan bahwa peningkatan hasil investasi ini utamanya karena kinerja positif instrumen saham dan Surat Berharga Negara (SBN).

Baca Juga: Simas Insurtech Sebut Porsi Segmen Asuransi Kecelakaan Diri Hanya Sekitar 1%

“Investasi pada instrumen saham dan SBN pada semester I 2023, masing-masing mencapai Rp 158,2 triliun dan Rp 157,2 triliun. Proporsi keduanya mencapai sekitar 58% dari total investasi pada periode tersebut,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (11/9).

Togar tak memungkiri jika instrumen saham menjadi salah satu faktor tingginya hasil investasi. Selain itu, kata dia, kondisi pasar modal yang mulai kondusif pasca pandemi juga mempengaruhi instrumen tersebut.

Dia menyebutkan, setidaknya ada dua faktor penyebab kenaikan investasi di instrumen saham. Pertama, dikarenakan kondisi pasar modal yang kondusif pasca pandemi.

“Sejak awal 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tren peningkatan. Hal ini tentunya menarik minat perusahaan asuransi jiwa (PAJ) untuk berinvestasi di pasar modal, khususnya saham,” imbunya.

Kedua, lanjut Togar, disebabkan oleh penyesuaian terhadap regulasi PAYDI terbaru dari OJK. Menurutnya, dalam beleid itu penempatan investasi untuk PAYDI pada subdana reksadana hanya boleh pada reksadana dengan underlying SBN.

“Hal ini kemudian mendorong peralihan dari reksadana ke instrumen investasi lainnya, terutama dalam bentuk SBN dan saham,” tandasnya.

Dari sisi pemain, PT BNI Life Insurance mencatat hasil investasi per Juli 2023 sudah mencapai 71% dari total target tahun ini dengan nominal lebih dari Rp 1 triliun, atau tumbuh sekitar 55% YoY.

Baca Juga: LPS Tegaskan Batas Penjaminan Rp 2 Miliar Termasuk Tertinggi Secara Global

“Kondisi yield obligasi yang cenderung turun mengakibatkan harga-harga obligasi meningkat. Karena lebih dari 60% aset BNI Life adalah obligasi sehingga kondisi ini cukup baik bagi pendapatan investasi perusahaan,” kata Plt. Direktur Utama BNI Life, Eben Eser Nainggolan kepada KONTAN.

Eben menuturkan, penempatan investasi BNI Life di instrumen saham berkisar 4% sampai 5% dari total aset buku perusahaan dan akan dipertahankan porsinya sampai dengan akhir tahun.

“Sedangkan untuk unitlink saham, porsinya sedikit mengalami penurunan dari 26% menjadi 25% atau sekitar Rp 100 miliar seiring dengan klaim dari nasabah,” tutur dia.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×