Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .
Berkaca dari kondisi 2020, Harum Energy mengaku masih optimistis bahwa komoditas nikel memiliki prospek jangka panjang yang baik. Hal tersebut turut ditopang dengan tingkat permintaan komoditas yang diproyeksikan terus bertumbuh di masa depan.
Di sisi lain, HRUM juga terus mengawasi perkembangan kondisi pasar batubara yang diprediksi akan membaik di 2021. Hal tersebut ditopang dengan harga batubara yang sudah meningkat tajam sejak awal tahun ini dan diharapkan dapat stabil hingga akhir tahun. "Oleh karena itu, Perseroan menargetkan kenaikan produksi batubaranya di tahun ini untuk meraih manfaat dari momentum kenaikan harga batubara tersebut," tekan Ray.
Sekedar mengingatkan, di awal 2021 perusahaan tambang yang melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten HRUM tersebut, melalui anak usahanya PT Tanito Harum Nickel mengakuisisi PT Position milik Aquila Nickel Pte Ltd. Jumlah transaksi ini setara 51% dari modal yang ditempatkan dalam PT Position. Adapun nilai transaksinya mencapai US$ 80,32 juta.
Sebelum akuisisi PT Position, HRUM sudah membeli 3,72% saham PT Nickel Mines Ltd senilai AU$ 34,26 juta pada kuartal II-2020. Mereka juga beberapa kali menambah kepemilikan saham di perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Australia tersebut.
Terakhir kali pada Desember 2020, HRUM membeli 39 juta unit saham Nickel Mines Ltd dengan harga AU$ 36,74 juta. Alhasil, per 15 Desember 2020, total kepemilikan sahamnya di Nickel Mines Ltd meningkat menjadi 4,88%.
Mengutip laporan keuangan di laman BEI, diketahui per September 2020 penjualan dan pendapatan HRUM mencatatkan penurunan 32,02% yoy menjadi US$ 136,14 juta. Kontribusi terbesar masih berasal dari penjualan ekspor batubara sebanyak US$ 127,12 juta atau sekitar 93,37% dari total pendapatan. Sayangnya penjualan batubara sendiri mengalami penurunan 32,7% per September 2020 dari catatan periode yang sama tahun lalu yakni US$ 189,1 juta.
Sementara itu, beban pokok penjualan dan pendapatan juga mengalami penurunan 33,24% ke level US$ 98,73 juta. Dengan begitu, perusahaan berhasil membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebanyak US$ 25,74 juta atau meningkat 37,84% dari periode yang sama tahun lalu yakni US$ 16,05 juta.
Selanjutnya: HRUM Akuisisi Smelter Nikel, Dampaknya Akan Terasa Semester Kedua 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News