kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak naik, ini dampaknya bagi bisnis bisnis Vale Indonesia (INCO)


Jumat, 26 Februari 2021 / 09:25 WIB
Harga minyak naik, ini dampaknya bagi bisnis bisnis Vale Indonesia (INCO)

Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) selaku produsen dan pengolah nikel mengakui bahwa tren kenaikan harga minyak dunia akan mempengaruhi kelangsungan bisnisnya.

Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan, sebagai perusahaan tambang yang turut menggunakan minyak sebagai salah satu sumber energi, tentu saja kenaikan harga minyak dunia akan memberikan tekanan biaya operasional bagi INCO.

“Berbanding terbalik dengan kondisi tahun lalu, di tahun ini perusahaan harus bekerja keras mengendalikan biaya energi,” ungkap dia, Kamis (25/2).

Baca Juga: Harga minyak dunia naik, begini pengaruhnya ke bisnis Adaro Energy (ADRO)

Berdasarkan laporan keuangan INCO, per kuartal III-2020 lalu nilai beban bahan bakar minyak dan pelumas INCO turun 38,30% (yoy) menjadi US$ 68,53 juta. INCO juga membukukan beban bahan bakar batubara sebesar US$ 32,28 juta per kuartal III-2020 atau turun 7,74% (yoy).

Salah satu upaya yang dilakukan INCO untuk mengantisipasi sentimen tersebut adalah dengan melakukan kontrol secara ketat terhadap konsumsi bahan bakar dan berinisiatif untuk meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar.

“Dengan Vale Production System yang diterapkan di Vale Indonesia, kami yakin bisa mengendalikan konsumsi bahan bakar,” imbuh Bernardus.

Selain itu, inisiatif program konversi batubara yang sudah dimulai INCO sejak beberapa tahun lalu ikut membuat ketergantungan dan proporsi biaya energi dari minyak berkurang. Tak hanya itu, INCO juga menggunakan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk memenuhi kebutuhan energi di smelter milik perusahaan tersebut. Hal ini memberikan keunggulan kompetitif bagi INCO.

Baca Juga: Begini kata analis soal pendapatan dan laba bersih ITMG yang kompak turun

Asal tahu saja, INCO mengoperasikan PLTA Larona (165 MW), PLTA Balambano (110 MW), dan PLTA Karebbe (90 MW) yang akan memasok listrik untuk smelter perusahaan tersebut di Sorowako.

“Sebagai salah satu upaya untuk mereduksi emisi karbon, saat ini kami tengah menjajaki sumber energi lain yang lebih ramah lingkungan dan juga diharapkan lebih ekonomis,” tutur Bernardus.

Mengutip Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) dan Brent mengalami tren kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Hingga Kamis (25/2) pukul 16.50 WIB, harga minyak WTI berada di level US$ 63,44 per barel sedangkan minyak Brent berada di level US$ 67,34 per barel.

Selanjutnya: Dari tambang emas hingga alat berat, simak target United Tractors (UNTR) tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×