kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.781.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.564   1,00   0,01%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Harga Minyak Melambung, Dua Sektor Industri Ini Belum Terdampak


Rabu, 09 Maret 2022 / 07:30 WIB
Harga Minyak Melambung, Dua Sektor Industri Ini Belum Terdampak

Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga minyak mentah di pasar dunia saat ini tidak memberikan dampak yang signifikan bagi sejumlah sektor industri, seperti industri kaca lembaran dan pengaman serta industri smelter. Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) untuk kebutuhan aktivitas bisnis di kedua sektor industri ini  menggunakan BBM subsidi yang sampai saat ini belum mengalami kenaikan harga. 

Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), Yustinus Gunawan mengungkapkan, saat ini kenaikan harga minyak mentah dunia tidak berdampak pada industri kaca lembaran. Adapun dari sisi logistik untuk keperluan distribusi produk, diakui Yustinus belum terdampak lantaran kebutuhan BBM untuk aktivitas ini menggunakan BBM Subsidi. 

"Di industri kaca lembaran menggunakan gas bumi dengan amanah Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT)  untuk 7 sektor industri yang sudah ditetapkan dalam Kepmen ESDM 134/2021 sebagai pelaksanaan dari Perpres 121/2020," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (8/3). 

Adapun menurut catatan Kontan.co.id sebelumnya, harga gas khusus yang ditentukan untuk 7 sektor industri ini sebesar US$ 6 per MMBTU. 

Baca Juga: Kenaikan Harga Minyak Bisa Memberi Tekanan Industri Tekstil dan Produk Tekstil

Kebutuhan gas dalam sektor kaca lembaran dan pengaman berkontribusi sekitar 26% sampai dengan 28% terhadap biaya produksi. Maka dari itu, Yustinus yakin bahwa amanah Harga Gas Bumi Tertentu ini diyakini dipertahankan oleh Pemerintah sebagai upaya mempertahankan pemulihan ekonomi.

Bagi  Yustinus, menaikkan harga gas bumi untuk industri manufaktur identik dengan tindakan mengkerdilkan industri manufaktur karena kenaikan harga gas bumi pasti menurunkan daya saing produk manufaktur. Padahal, industri manufaktur adalah fondasi ekonomi negara. "Maka, akan sia-sialah upaya mati-matian Pemerintah memulihkan ekonomi selama 2 tahun terakhir ini," tandasnya. 



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

×