kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga CPO diramal terus lanjutkan tren positif di tahun depan


Kamis, 31 Desember 2020 / 06:20 WIB
Harga CPO diramal terus lanjutkan tren positif di tahun depan

Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terus melanjutkan tren positif. Pada perdagangan hari ini, Rabu (30/12), harga CPO kontrak pengiriman Maret yang diperjualbelikan di Bursa Malaysia Derivative Exchange di level RM 3.566 per ton.

Bahkan, sebelumnya harga CPO sudah sempat menyentuh level tertingginya pada hari ini, yakni RM 3.593 per ton. Walau sedikit terkoreksi, harga tersebut merupakan harga CPO tertinggi dalam 8,5 tahun terakhir.

Salah satu faktor yang ikut mendorong kenaikan harga CPO adalah turut naiknya harga kontrak minyak kedelai serta minyak mentah dunia. Di satu sisi, permintaan terhadap CPO yang mulai pulih tidak diseimbangkan oleh kondisi pasokan yang relatif ketat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Juga: Ekonomi 2021 diprediksi membaik, investor disarankan tetap punya porsi saham defensif

Output kemungkinan besar masih akan tertekan seiring adanya La Nina yang mengakibatkan peningkatan curah hujan di Malaysia dan Indonesia. Hal ini akan menyebabkan semakin ketatnya pasokan minyak sawit yang akan berdampak pada penguatan harga CPO memasuki tahun 2021,” ujar ketua Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) Datuk Ahmad Jazlan Yaakub.

Berdasarkan data terbaru MPOB, terlihat bahwa stok minyak sawit pada November mengalami penurunan menjadi 1,56 juta ton, atau terendah sejak Juni 2017. Lalu dari sisi produksi CPO untuk periode yang sama pun juga turun menjadi 1,49 juta ton, terendah sejak Maret

Sementara itu, dalam laporan terbarunya, Fitch menyebut harga CPO yang sudah terlalu tinggi justru akan berpeluang terkoreksi pada tahun depan. Terlebih, pada 2021 output Indonesia diperkirakan juga akan membaik.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyebutkan pada tahun depan, harga CPO masih akan cukup baik, hanya saja rentangnya kemungkinan akan lebih lebar. Namun, dari segi harga justru diperkirakan akan cenderung melandai pada kuartal I-2020.  Pasalnya permintaan akan stagnan karena negara ekspor sudah memperbanyak cadangan pasokan mereka pada akhir tahun ini.

Baca Juga: Hati-hati, harga batubara bisa turun lagi di tahun depan

"Tapi, begitu cadangan pasokan berkurang, sementara keran ekspor akan kembali normal seiring negara seperti Jepang, China, Korea Selatan, dan India memasuki fase pemulihan, tentu akan jadi pasokan positif untuk CPO," ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, belum lama ini.

Ibrahim memproyeksikan, pada kuartal I-2021, harga CPO berpotensi turun kembali ke level RM 3.000-an per ton. Harga tersebut berpotensi turun kembali, karena hitungan Ibrahim pada semester I-2021, harga CPO akan berada di rentang RM 2.800 - RM 3.200 per ton.

"Barulah memasuki semester II-2021, harga kembali naik seiring memasuki musim panen raya CPO. Bukan tidak mungkin, pada akhir 2021, harga CPO akan bergerak menuju RM 3.800 per ton," tutup Ibrahim.

Selanjutnya: Begini proyeksi harga batubara di tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×