kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.924   6,00   0,04%
  • IDX 7.206   64,80   0,91%
  • KOMPAS100 1.107   11,94   1,09%
  • LQ45 879   12,35   1,43%
  • ISSI 221   0,71   0,32%
  • IDX30 449   6,58   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,75   1,08%
  • IDX80 127   1,49   1,19%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Harga Aset Kripto Bergerak Datar Selama Februari 2023, Ini Penyebabnya


Kamis, 02 Maret 2023 / 10:25 WIB
Harga Aset Kripto Bergerak Datar Selama Februari 2023, Ini Penyebabnya

Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semarak pasar kripto di awal tahun ini nampaknya sudah berakhir. Harga sejumlah aset kripto bergerak mendatar (sideways) pada Februari 2023.

Mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar yakni Bitcoin (BTC) hanya mampu mencetak kenaikan harga 0,03% secara bulanan ke level US$23,147.35 di Februari 2023. Jika dibandingkan bulan sebelumnya, BTC sempat melonjak tajam 39,84% secara bulanan pada Januari 2023.

Senada, Ethereum (ETH) mencatatkan kenaikan harga sekitar 1,22% secara bulanan menuju level US$1,605.90 selama Februari 2023. Padahal, ETH  sukses bertumbuh 32,57% secara bulanan di Januari 2023.

Tim Riset Tokocrypto menjelaskan bahwa market kripto mengalami tingkat volatilitas yang tinggi selama Februari 2023. Bitcoin sempat berhasil menembus harga tertinggi dalam 6 bulan terakhir di atas level US$ 25.000, namun harus mengakui sentimen bearish lebih besar sehingga menekan harga untuk kembali koreksi.

Baca Juga: Bulan Literasi Aset Kripto Ditutup,Kepala Bappebti Ingatkan Paham Sifat Asset Kripto

Bitcoin dan kripto lain sempat rebound pasca The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) di awal Februari lalu. Namun, sentimen bearish ternyata masih cukup kuat, sehingga kenaikan harga tidak berlangsung lama.

Reli Bitcoin yang signifikan selama Februari adalah ketika muncul data consumer price index (CPI) yang menunjukkan inflasi melambat selama tujuh bulan berturut-turut di bulan Januari 2023. Data inflasi ini berpotensi positif bagi aset berisiko seperti kripto karena akan mendorong The Fed untuk kembali menurunkan laju kenaikan suku bunga pada pertemuan FOMC mendatang.

Tokocrypto menilai ada beberapa penyebab harga BTC dan kripto lainnya sulit untuk bull run di Februari 2023. Pertama, data producer price index (PPI) AS Januari yang rilis pada Kamis (16/2), membuat saham dan kripto langsung tergelincir merespons lonjakan tak terduga pada PPI bulan Januari sebesar 0,7% (MoM). Sementara ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan hanya 0,4%.

Meroketnya data PPI tersebut menunjukkan bahwa kebijakan moneter The Fed belum berhasil menjinakkan kenaikan harga, sehingga dikhawatirkan belum membuat mereka berpikir untuk menurunkan suku bunga AS.

“Di samping itu, telah banyak investor yang terburu-buru untuk melakukan taking profit atas kenaikan harga yang signifikan pasca BTC capai harga tertinggi enam bulan,” ungkap Tim riset Tokocrypto kepada Kontan.co.id, Rabu (1/3).

Pergerakan market kripto kembali runtuh disebabkan seiring rilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Januari pada Jumat (24/2) yang menunjukkan inflasi naik 5,4%. Padahal, dua bulan sebelumnya PCE turun berturut-turut di angka 5,6% menjadi 5,3%.

Data PCE tersebut membuat investor panik karena merupakan alat favorit The Fed untuk mengukur inflasi. Kekhawatiran bahwa The Fed bakal kembali menaikkan suku bunga 50 bps pada pertemuan bulan Maret mendatang pun terus meninggi.

Hal tersebut berpengaruh kepada selera investor yang masih menurun untuk menunggu tanda-tanda bahwa inflasi AS telah sampai puncak, atau agar Fed memberi sinyal bahwa kenaikan suku bunga berukuran lebih kecil akan segera terjadi.

Baca Juga: Luncurkan Fitur Multi Buy, Luno Mudahkan Pelanggan Beli Aset Kripto

Kemudian di luar data makroekonomi, investor kripto juga dikhawatirkan oleh tindakan dan komentar dari drama U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) yang ingin melakukan pengetatan regulasi kripto di AS. Oleh karena itu, bisa saja market bergerak sideways atau datar imbas investor yang masih khawatir dengan masa depan market kripto di AS.

Sentimen negatif lainnya datang dari International Monetary Fund (IMF) yang menyatakan bahwa kripto tidak boleh diterima sebagai alat pembayaran yang sah secara hukum (legal tender). Kemudian, Visa dan Mastercard yang dilaporkan menunda untuk kerja sama dengan perusahaan yang berkaitan dengan aset kripto.

“Hal Ini juga menimbulkan pengaruh negatif untuk pasar kripto pada akhir Februari,” jelas Tim Riset Tokocrypto.

Memasuki bulan Maret, proyeksi untuk pasar kripto masih akan terus volatil dengan kecenderungan sideways. Market kripto diperkirakan belum akan mengalami kenaikan harga yang signifikan atau bull run, jika melihat kondisi makroekonomi dan regulasi yang belum stabil.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×