kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hantu Inflasi Melanda Regional, Ini Strategi Negara-negara Asia


Selasa, 05 Juli 2022 / 10:46 WIB
Hantu Inflasi Melanda Regional, Ini Strategi Negara-negara Asia
ILUSTRASI. Negara-negara di Asia saat ini memutar otak dalam mengambil langkah-langkah untuk mengatasi inflasi yang melonjak. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, Dendi Siswanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID -  KUALA LUMPUR. Negara-negara di Asia saat ini memutar otak dalam mengambil langkah-langkah untuk mengatasi hantu inflasi. Lonjakan inflasi dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina, yang pada akhirnya memiliki efek domino pada rantai pasokan yang sudah terganggu di tengah pandemi.

1. Malaysia

Melansir Straits Times, di Malaysia, di mana inflasi makanan berada pada level 5,% yang tertinggi dalam 11 tahun, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengatakan pada hari Minggu (3/7/2022) bahwa pemerintah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kenaikan biaya hidup.

Pemerintah akan menghabiskan RM 70 miliar untuk subsidi tahun ini - paket dukungan tertinggi negara itu dalam sejarah - untuk meredam lonjakan biaya bensin, solar, bahan bakar gas cair, minyak goreng, tepung dan listrik.

Lebih dari RM 700 juta telah dialokasikan untuk mempertahankan batas harga ayam RM 9,40 per kg. Sementara subsidi minyak goreng mencapai RM 4 miliar hampir dua kali lipat RM 2,2 miliar tahun lalu.

Menyusul pemberian uang tunai yang kedua kepada rumah tangga berpenghasilan rendah, PM Ismail pada hari Minggu mengindikasikan kemungkinan ada program yang ketiga.

Baca Juga: Inflasi Global Berpotensi Melonjak di Akhir 2022, Sektor Manufaktur Bisa Tertekan

2. Korea Selatan

Di Korea Selatan, pemerintah menaikkan tarif 22,5% hingga 25% untuk 50.000 ton daging babi impor mulai Kamis lalu.

Langkah ini diatur untuk menurunkan biaya produksi daging babi sebanyak 20%.

Harga rata-rata daging babi naik hampir 15% bulan lalu menjadi 2.911 won (S$ 3,10) per 100 gram, menurut data dari Institut Evaluasi Kualitas Produk Hewan Korea.

Pengamat industri mengatakan lonjakan harga daging babi didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina, serta inflasi.

"Jagung memakan setengah dari pakan yang digunakan untuk babi. Tetapi perang antara kedua negara, dua pemasok gandum dan jagung terbesar, telah menyebabkan kekurangan biji-bijian, yang mengakibatkan harga tanaman hijauan yang lebih tinggi," kata seorang pejabat dari Asosiasi Babi Korea.

Tarif juga dinaikkan pada enam komoditas lainnya, termasuk minyak bunga matahari dan gandum, hingga akhir tahun, dan daftar makanan olahan sederhana seperti kimchi dibebaskan dari pajak pertambahan nilai.

Bank sentral Korea Selatan menaikkan suku bunga menjadi 1,75% pada Mei untuk mengurangi inflasi dari level tertinggi 14 tahun.

Baca Juga: Perkembangan Ekonomi Domestik Dapat Topang Kinerja Industri Otomotif

Inflasi konsumen di bulan Mei naik menjadi 5,4%, dengan tingkat bulan lalu diperkirakan akan melampaui 6%.



TERBARU

×