Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .
Adapun dengan rencana dan strategi bisnis tersebut, WOWS juga berencana akan menambah rig baru di semester II-2022. “Kemungkinan kedatangan rig baru yang sudah kita pesan dari hasil dana IPO akan kita kejar di tahun 2023 atau di 2024,” jelas dia.
Sayangnya, dia tak menyebutkan secara pasti berapa dana yang disiapkan untuk rencana penambahan rig baru itu. Sebab, perseroan juga masih wait and see untuk rencana pencadangan belanja modal atau capex di 2022.
Sesuai dengan bisnisnya, Ginting Jaya Energi menawarkan tiga jasa seperti Workover (WO) adalah pengerjaan ulang sumur-sumur minyak dan gas lama dengan cara memindahkan produksi dari zona kurang atau non-produktif ke zona yang lebih produktif. Pemindahan produksi ini bertujuan untuk meningkatkan produksi migas di sumur tersebut.
Selain itu, WOWS juga menawarkan jasa fishing job dimana jasa ini akan digunakan dalam proses pengambilan benda-benda dari sumur minyak serta memastikan sumur dalam kondisi produksi terbaik. Sebagai tambahan, sampai dengan kuartal III-2021, perseroan mencatatkan total pendapatan usaha turun 20% menjadi Rp 75,6 miliar dari sebelumnya Rp 94,6 miliar di kuartal III-2020.
Adapun beban pokok pendapatan turun menjadi Rp 64,9 miliar dari sebelumnya Rp 68,1 miliar. Dengan demikian laba kotor perseroan tercatat sebesar Rp 10,6 miliar.
Di samping itu perseroan juga membukukan beban umum sebesar Rp 7,06 miliar, kemudian beban keuangan Rp 6,5 miliar dan beban lain-lain Rp 28 juta. Adapun perseroan juga memperkirakan beban pajak mencapai Rp 474 juta, sehingga laba bersih perseroan tercatat turun tajam menjadi Rp 290 juta dari sebelumnya Rp 6,9 miliar di kuartal III-2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News