kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gawat! Subvarian Omicron BA.2 Bisa 1,5 Kali Lebih Menular dari BA.1


Kamis, 27 Januari 2022 / 12:13 WIB
Gawat! Subvarian Omicron BA.2 Bisa 1,5 Kali Lebih Menular dari BA.1
ILUSTRASI. Petugas kesehatan mengambil sampel usap dari seseorang di Partybus, Ishoej, Denmark, Selasa (23/2/2021). Subvarian Omicron BA.2 bisa 1,5 kali lebih menular dari BA.1, berdasarkan temuan di Denmark. Ritzau Scanpix/Mads Claus Rasmussen via REUTERS.

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - KOPENHAGEN. BA.2, subvarian Omicron yang dominan di Denmark, tampak lebih menular dibanding BA.1 yang lebih umum, Menteri Kesehatan Denmark Magnus Heunicke mengatakan.

"Tidak ada bukti varian BA.2 menyebabkan penyakit lebih parah, tetapi pasti lebih menular," kata Heunicke dalam konferensi pers Rabu (26/1), seperti dikutip Reuters.

Garis keturunan BA.1 saat ini menyumbang 98% dari semua kasus varian Omicron secara global. Tapi di Denmark, telah disingkirkan oleh BA.2, yang menjadi strain dominan pada minggu kedua Januari.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (HSA) telah menetapkan BA.2 sebagai varian yang sedang diselidiki, dengan mengatakan, itu bisa lebih menular dibanding subvarian Omicron lainnya.

Baca Juga: Inilah Turunan Varian Omicron, Dijuluki Siluman Karena Lebih Sulit Dideteksi

Perhitungan awal menunjukkan, BA.2 bisa 1,5 kali lebih menular dari BA.1, Statens Serum Institut (SSI), otoritas penyakit menular Denmark, mengungkapkan dalam sebuah pernyataan Rabu (26/1).

Namun, analisis awal oleh lembaga tersebut memperlihatkan, tidak ada perbedaan risiko rawat inap untuk BA.2 dibandingkan dengan BA.1.

"Ada beberapa indikasi itu lebih menular, terutama untuk yang tidak divaksinasi, tapi juga bisa menginfeksi orang yang telah divaksinasi ke tingkat yang lebih besar," kata Direktur Teknis SSI Tyra Grove Krause, seperti dilansir Reuters.

Ini bisa berarti, puncak epidemi Denmark bisa lebih lama, menjadi di Februari, dari perkiraan sebelumnya, Krause menambahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×