Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konsumer PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD), mencatatkan kinerja positif di kuartal III 2021. Pihaknya mengantongi peningkatan penjualan 10,9% atau setara Rp6,36 triliun dari perolehan Rp5,74 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Paulus Tedjosutikno Direktur Garudafood memaparkan jika pertumbuhan positif tersebut terlihat dari kenaikan penjualan di segmen makanan sebesar 11,1% dengan kontribusi sebesar Rp5,52 triliun. Segmen makanan ini sendiri diisi oleh oleh kontribusi produk snack coated, dairy, wafer stick dan confectionary di pasar domestik.
"Kami bersyukur atas pencapaian kinerja yang positif ini meski kebijakan PPKM yang ketat tengah diberlakukan sejak adanya gelombang kedua Covid-19 di sebagian wilayah Indonesia. Namun, kondisi ini dapat kami atasi sehingga penjualan tetap dapat tumbuh jika dibandingkan dengan tahun lalu bahkan berhasil melampaui kinerja Garudafood sebelum pandemi terjadi," ujarnya pada pemaparan yang berlangsung secara virtual, Senin (1/11)
Lebih lanjut, segmen minuman GOOD menyumbang kontribusi sebesar Rp846,1 miliar dan mengalami peningkatan 10,2%. Paulus menyebutkan pasar domestik juga masih mendominasi penjualan sebesar 95,6% sebab di masa pandemi, daerah ekspor yang dituju oleh Perseroan banyak mengalami gejolak dan dinamika. Penjualan di pasar ekspor, terutama daerah Asia, China, dan ASEAN, tercatat menurun tipis 0,3% akibat hal tersebut.
Baca Juga: Garudafood (GOOD) telah serap capex sebesar Rp 98,5 miliar hingga kuartal III 2021
Dari sisi laba bersih, Garudafood membukukan peningkatan sebesar 87,6% atau Rp370 miliar jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya di angka Rp197 miliar. Peningkatan juga diikuti dengan laba per lembar saham yang juga tumbuh sebesar 48,9%.
Lalu, di lini aset, liabilitas dan ekuitas tercatat adanya penurunan masing-masing 0,8% atau berada di angka Rp6,51 triliun, 0,9% atau senilai Rp3,64 triliun dan 0,6% atau Rp2,87 triliun secara YTD.
Paulus menjabarkan jika penurunan ekuitas terjadi karena kas keuangan yang berada di segmen aset lancar digunakan untuk pembelian saham treasury sebesar Rp54 miliar, lalu pembayaran utang sebesar Rp100 miliar dan pembelian saham PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) senilai Rp163 miliar.
Adapun aset mengalami penurunan juga karena mengalami depresiasi dan utang jangka panjang. Sedangkan segmen liabilitas akibat memghadapi pembagian deviden dan adanya koreksi saham Perseroan.
Ia melanjutkan, pihaknya sendiri telah menghadapi tantangan berupa gelombang kedua Covid-19 serta pembatasan mobilitas karena aturan PPKM dari Pemerintah. Kedua hal ini, secara tidak langsung menyebankan rantai distribusi dan produksi terganggu. Di sisi lain, GOOD juga berusaha untuk mencapai maksimalisasi vaksinasi di Perusahaan.
"Kami harus utamakan keselamatan karyawan kami, ini strategi yang dijalankan secara internal. Kalau secara eksternal, adalah pembatasan pergerakan. Walau kami jadi perusahaan yang bergerak di sektor esensial, hal ini tetap menemui kendala dalam perjalanannya," sambungnya.
Paulus juga menyebutkan, akibat pandemi terjadi kenaikan harga bahan baku. Namun demikian pihaknya terus meluncurkan produk baru yang dinilai akan membawa daya tarik dan nilai tambah.
“Kami menyadari, kenaikan harga komoditas ikut berdampak pada harga pokok penjualan (COGS) kami. Namun sejauh ini kami berusaha untuk menangani hal ini agar tidak dirasakan langsung oleh konsumen," ujar Paulus.
Di samping itu, dalam upaya pemulihan ekonomi Indonesia, Garudafood mendukung penuh berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Salah satunya dengan melakukan upaya pencegahan dan penanganan pandemi agar tercipta lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat yang berdampak pada peningkatan produktivitas dan menjaga ketersediaan produk di pasar.
Ia menyampaikan, per Oktober 2021, sebanyak 95% karyawannya telah menerima vaksin dosis lengkap. Percepatan vaksinasi dilakukan baik di kantor pusat, pabrik dan kantor distribusi agar herd immunity segera terbentuk di lingkungan kerja.
GOOD juga berkolaborasi dengan pemerintah dan instansi terkait untuk memfasilitasi anggota keluarga karyawan, mitra bisnis serta masyarakat umum dalam memperoleh vaksin.
"Selain itu, kami juga rutin melakukan screening karyawan dalam bentuk kuesioner yang wajib diisi setiap minggunya, agar kami dapat mengetahui mobilitas mereka. Serta, bagi karyawan yang terpapar Covid-19, kami juga memonitor progres penyembuhan mereka,” ujar Paulus.
Di penghujung tahun 2021 ini, Garudafood tetap optimis dapat terus tumbuh dan mempertahankan kinerjanya dengan fokus pada pendistribusian dan pemerataan produk serta konsisten menjaga kualitas produk-produk Garudafood. "Garudafood juga terus membuka dan menangkap peluang open collaboration dengan berbagai stakeholders untuk menunjang strategi pertumbuhan bisnis," tuturnya.
Selanjutnya: Tren penjualan marketplace meningkat, ini strategi bisnis Garudafood (GOOD)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News