kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Freeport evaluasi nilai investasi proyek smelter, ini alasannya


Jumat, 27 November 2020 / 08:00 WIB
Freeport evaluasi nilai investasi proyek smelter, ini alasannya

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Freeport Indonesia (PTFI) sedang melakukan evaluasi terhadap pembangunan smelter tembaga baru. Pembahasan sedang dilakukan bersama pemerintah. Satu opsi di antaranya ialah dengan melakukan pemangkasan kapasitas menjadi 1,7 juta ton dari rencana sebelumnya yang sebesar 2 juta ton.

Sejatinya kapasitas smelter yang dibutuhkan sebesar 2 juta ton, guna menampung konsentrat tembaga yang diproduksi PTFI supaya bisa diolah seluruhnya di dalam negeri.

Dengan mempertimbangkan keekonomian proyek, pemerintah dan PTFI pun membahas opsi untuk membagi kapasitas, yakni 1,7 juta ton untuk smelter baru. Sedangkan 300.000 ton sisanya diisi melalui pengembangan smelter eksisting di PT Smelting.

Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia Riza Pratama menyampaikan, dengan adanya opsi tersebut, nilai investasi proyek smelter bakal berubah.

Baca Juga: Sepakat Negosiasi, Freeport Indonesia Bangun Smelter Baru Berkapasitas Lebih Kecil

Bahkan meski kapasitas smelter baru tetap 2 juta ton, nilai investasi smelter yang berlokasi di JIIPE, Gresik Jawa Timur ini tetap akan berubah seiring dengan terhambatnya pengerjaan proyek akibat pandemi Covid-19.

"Nilai investasi akan berubah karena adanya penundaan selama pandemi. Kami belum mengetahui nilai yang baru," kata Riza kepada Kontan.co.id, Kamis (26/11).

Sebelumnya, proyek smelter baru PTFI diestimasikan menelan investasi sebesar US$ 3 miliar. Riza mengaku belum bisa memastikan berapa perubahan dari nilai investasi tersebut.

Begitu juga dana yang dibutuhkan untuk ekspansi 300.000 ton di PT Smelting. "Kami belum evaluasi nilainya," sebut Riza.

Terpisah, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas  menyampaikan bahwa pihaknya masih mencari pendanaan untuk investasi proyek smelter tersebut. "Ya kita tetap cari," kata Tony selepas mengikuti Rapat Kerja Menteri ESDM bersama Komisi VII DPR RI, Senin (23/11).

Sebelum pandemi Covid-19 menggejala di Indonesia, tepatnya pada Februari 2020 lalu, Tony sempat menyebut bahwa sudah ada sembilan perbankan yang siap memberikan dana sekitar US$ 2,8 miliar untuk mendanai smelter PTFI.

Dalam Rapat Kerja Senin (23/11) lalu, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan bahwa progres proyek smelter tembaga PTFI baru mencapai 5,86%. Tahap konsolidasi fondasi sudah 60%-70% dan belum memulai tahap piling, yang rencananya akan digelar pada Oktober 2020-Januari 2021.

Hingga Agustus 2020, investasi yang sudah terserap untuk proyek tersebut mencapai US$ 300 juta. Arifin menyatakan, target penyelesaian proyek ini masih tetap sama. "Direncanakan beroperasi pada tahun 2023," sebut Arifin.

Sementara itu, PTFI dan Mitsubishi Materials Corporation (MMC) pada 13 November 2020 telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan kapasitas di PT Smelting.

PTFI dan MMC sebagai pemegang saham terbesar di PT Smelting akan bekerjasama untuk meningkatkan kapasitas smelter dari semula 1 juta ton per tahun menjadi 1,3 juta ton. Ekspansi ini juga ditargetkan selesai pada akhir Desember 2023.

Baca Juga: Pemerintah Menargetkan 53 Smelter Beroperasi Pada Tahun 2024

Arifin Tasrif menegaskan, yang terpenting bagi pemerintah adalah adanya pengolahan konsentrat tembaga di dalam negeri. Sehingga, pembangunan smelter tembaga baru tetap dibutuhkan.

Menurutnya, tak masalah jika PTFI akan membangun smelter baru dengan kapasitas 1,7 juta ton, sedangkan 300.000 ton lainnya dicukupi dari ekspansi PT Smelting. Arifin bilang, dari sisi keekonomian, opsi ini bisa lebih menghemat biaya.

"Kita harus bangun smelter dalam negeri. Kan kapasitasnya sama secara total. Itu bisa menghemat cost daripada bangun (smelter dengan kapasitas) 2 juta baru," kata Arifin.

Tony Wenas juga mengamini opsi tersebut. Dia bilang, pembahasan bersama pemerintah masih terus berlanjut. "Yang penting kan 2 juta ton. Ini kan masih dibahas terus, tapi intinya kan, yang mendasar adalah 2 juta ton," ungkap Tony.

Tony mengklaim, meski pembangunan smelter baru tidak menguntungkan secara keekonomian, tapi PTFI tetap berkomitmen membangun smelter baru sesuai dengan persyaratan dalam memperoleh Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) pada Desember 2018 lalu.

Dia juga memastikan bahwa proyek smelter tembaga baru di JIIPE Gresik terus berjalan meski terhambat pandemi Covid-19.

"Komitmen kita tetap, progres tetap jalan terus. Kan komitmen dalam IUPK seperti itu walaupun keekonomiannya tidak terlalu bagus, jadi tetap jalan. Tapi memang bergeraknya lambat," pungkas Tony.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×