kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Fintech P2P lending gencar menyalurkan pendanaan bagi UMKM


Rabu, 30 Juni 2021 / 09:10 WIB
Fintech P2P lending gencar menyalurkan pendanaan bagi UMKM

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah serius meningkatkan UMKM di tengah pandemi Covid-19. Berbagai kebijakan dibuat. Tujuannya untuk menyelamatkan sekaligus membantu UMKM dalam mempertahankan serta mengembangkan usahanya.

Perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending pun kian gencar menyalurkan pendanaan bagi pelaku usaha mikro (UMKM). Seperti Grup Modalku yang hingga kini telah menyalurkan dana sebesar lebih dari Rp 24,5 triliun kepada lebih dari 4,6 juta jumlah transaksi pinjaman UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand.

Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya menjelaskan bahwa angka penyaluran pinjaman Modalku terlihat telah menunjukkan konsistensi untuk terus tumbuh sejak awal tahun. Hal ini dapat terlihat dari jumlah penyaluran dana Modalku memasuki tahun 2021, yaitu Rp 20,3 triliun dan terus mengalami peningkatan hingga saat ini.

Baca Juga: Andalin gandeng Investree tawarkan invoice financing untuk klien

"Nominal pinjaman yang ditawarkan Modalku tergantung dengan jenis produk yang dipilih serta portofolio UMKM yang mengajukan pinjaman. Secara umum, Modalku menawarkan pinjaman hingga Rp 2 miliar. Beberapa produk tersebut diantaranya adalah fasilitas pinjaman bagi pengusaha online yang menawarkan pinjaman hingga Rp 250 juta serta Invoice Financing yang menawarkan hingga Rp 2 miliar," papar Reynold kepada kontan.co.id, Selasa (29/6).

Reynold menyebut, penyaluran pinjaman masih didominasi di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, dan Surabaya, sesuai dengan wilayah operasional Modalku. Namun, Modalku telah menjangkau UMKM di luar wilayah operasional Modalku melalui kerjasama dengan beberapa platform digital yang memiliki merchant yang tersebar di seluruh Indonesia.

Menurutnya, meskipun pandemi belum berakhir, di tahun ini masyarakat rasanya sudah membiasakan diri untuk beradaptasi dengan cara baru. Penetrasi digital yang terus meningkat juga menjadi potensi bagi bisnis Modalku dimana masyarakat sudah lebih paham mengenai manfaat fintech.

Oleh karena itu, pihaknya pun akan terus berupaya untuk menjangkau lebih banyak UMKM serta pendana melalui inovasi produk dan kolaborasi dengan berbagai pihak agar tetap tumbuh secara positif di tahun ini. 

"Tahun ini diharapkan menjadi tahun yang berpotensi bagi kebangkitan ekonomi di Indonesia serta perkembangan bisnis Modalku. Kami melihat tren pinjaman Modalku masih akan didominasi oleh sektor perdagangan ritel serta penjual online," ungkap Reynold.

Menurut Reynold, fokus utama Modalku adalah menjangkau lebih banyak UMKM serta pendana melalui inovasi produk serta kolaborasi dengan berbagai pihak untuk tetap bisa bertumbuh secara positif di tahun ini. Beberapa layanan baru juga sedang pihaknya persiapkan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik dari masing- masing target konsumen Modalku.

Untuk mempertahankan kualitas pinjaman, pihaknya juga menerapkan prinsip responsible lending dimana Modalku melakukan penilaian terhadap UMKM peminjam serta kemampuan finansial mereka untuk melunasi pinjaman karena pihaknya juga memiliki tanggung jawab kepada pendana yang meminjamkan dananya melalui Modalku.

"Dalam implementasinya, Modalku menerapkan beberapa langkah untuk mencegah default, yaitu assessment, monitoring, dan collection," kata Reynold.

Koinworks juga menyatakan telah melakukan penyaluran pembiayaan hampir Rp 1 triliun di kuartal II 2021 ini.

"Sejauh ini sudah ada lebih dari 250 ribu pengguna bisnis di aplikasi KoinWorks. Sesuai dengan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Koinworks juga paling kecil memberikan pendanaan sebesar Rp 5 juta sampai Rp 2 miliar," kata Jonathan Bryan, Chief Marketing Officer KoinWorks.

Jonathan mengatakan, Koinworks paling banyak menyalurkan pinjaman ke wilayah Jakarta, Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Indonesia Timur.

"Kami yakin akan meningkat lebih tinggi lagi di semester II ini. Apalagi dengan semakin banyak startup, bisnis dan solusi yang di tujukan untuk UMKM, hal ini pastinya meningkatkan growth dari UMKM, kami sebagai fintech pastinya akan mendukung growth mereka dengan akses finansial yang terjangkau," ungkap Jonathan.

Platform teknologi finansial berbasis peer-to-peer (fintech P2P) lending PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia juga semakin gencar menyalurkan pinjaman kepada UMKM. Secara kumulatif tercatat total penyaluran pinjaman usaha Akseleran hingga pertengahan Juni 2021 sudah mencapai lebih dari Rp 2,5 triliun kepada 2.500 lebih peminjam (borrower). 

Baca Juga: Penggunaan ShopeePay di minimarket melesat hingga tengah tahun ini

"Khusus untuk tahun ini saja selama hampir enam bulan terakhir total penyaluran pinjaman usaha Akseleran sudah menembus lebih dari Rp 800 miliar atau tumbuh hingga 106% dibandingkan periode yang sama di tahun 2020," kata CEO & Co-Founder Akseleran Ivan Tambunan

Akseleran menyalurkan pinjaman usaha untuk produk invoice financing dan pra invoice financing kepada para UMKM mulai dari Rp 200 juta hingga R p2 miliar, dan pinjaman yang besarannya Rp 15 juta hingga Rp 200 juta untuk UMKM yang berjualan di platform online atau menjadi mitra retailer dan buyer di platform online rekanan Akseleran.

Hingga pertengahan Juni 2021, dari akumulasi penyaluran pinjaman usaha Akseleran mayoritas masih didominasi di Pulau Jawa, antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Namun, kata Ivan penyaluran pinjaman usaha di luar Pulau Jawa juga terus mengalami peningkatan seperti di Kalimantan, Sumatra Utara, dan Nusa Tenggara. Apalagi wilayah-wilayah di luar Pulau Jawa tersebut memiliki banyak proyek di sektor yang banyak disasar Akseleran selama ini, yaitu di sektor energi, oil & gas, dan pertambangan. 

Menurut Ivan, tren pinjaman fintech hingga akhir tahun masih terus berlanjut untuk tumbuh meski pandemi covid-19 masih belum berakhir. Hal ini sejalan dengan harapan membaiknya perekonomian karena program pemerintah yang secara masif menyelenggarakan vaksin di seluruh Indonesia.

"Untuk di Akseleran sendiri, pertumbuhan kinerja penyaluran pinjaman usaha akan dibarengi dengan membaiknya kualitas pinjaman berupa rasio kredit macet (non performing loan/NPL) yang selalu dijaga tetap rendah di bawah 1%. Tercatat, hingga pertengahan Juni 2021, rasio NPL Akseleran berada di angka 0,1% dan menjadi salah satu NPL terendah di industri Fintech P2P Lending di Indonesia," jelas Ivan.

Ivan menambahkan, untuk tahun 2021, Akseleran menargetkan total pinjaman usaha sebesar Rp 2 triliun sampai dengan akhir tahun yang didukung oleh lebih dari 150 ribu pemberi dana pinjaman (lender) yang tersebar dari Aceh hingga Papua dan 17 institutional lender lebih.

Asal tahu saja, Hingga Mei 2021, outstanding pinjaman industri fintech lending tercatat telah mengalami pertumbuhan dan nilainya mencapai Rp 21,75 triliun atau mencatatkan pertumbuhan baki debet pembiayaan cukup signifikan sebesar 69,1% yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 12,86 triliun.

Selanjutnya: Pinjol legal hanya bisa akses 3 data konsumen ini, selain itu dipastikan ilegal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×