kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Filipina: ASEAN bisa memberi pengaruh besar di Laut China Selatan, jika bersatu


Kamis, 26 November 2020 / 07:00 WIB
Filipina: ASEAN bisa memberi pengaruh besar di Laut China Selatan, jika bersatu

Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MANILA. Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan, ketegangan di Laut China Selatan akan meningkat karena persaingan Amerika Serikat (AS) dan China, yang sejatinya bisa dikendalikan jika negara-negara Asia Tenggara mengambil sikap bersatu untuk memengaruhi status quo.

Menurut Lorenzana dalam sebuah forum keamanan, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) terjebak dalam pertempuran AS-China yang memperebutkan pengaruh regional, tetapi sebetulnya bisa berbuat lebih banyak untuk memastikan stabilitas dan harus mengambil pendekatan bersama.

"Di manakah ASEAN dalam persaingan negara adidaya ini? Meskipun mengakui sentralitas ASEAN, itu sama sekali tidak," kata Lorenzana, Rabu (25/11), seperti dikutip Reuters.

"ASEAN akan memberikan pengaruh yang cukup besar pada masalah dan peristiwa di Laut China Selatan, jika saja bisa bertindak sebagai satu kesatuan," tegas dia.

Baca Juga: Kapal amfibi & kapal rudal siluman China gelar latihan perang di Laut China Selatan

Laut China Selatan penting bagi banyak negara

Filipina, Malaysia, Brunei, dan Vietnam memiliki klaim yang tumpang tindih dengan China. Dan semua kecuali Brunei telah terlibat dalam kebuntuan tahun ini dengan kapal-kapal China.

China mengatakan, mereka memiliki kedaulatan historis atas sembilan per sepuluh Laut China Selatan. Beijing tidak mengakui putusan arbitrase internasional 2016 yang membatalkan klaim tersebut.

Lorenzana menyatakan, masalah Laut China Selatan menjadi fokus utama selama diskusi sejak Mei dengan mitra Filipina di Jepang, China, Australia, Prancis, dan Amerika Serikat.

"Apa artinya ini bagi kami? Laut China Selatan penting bagi banyak negara," sebut dia.

Baca Juga: China: Fakta membuktikan, AS pendorong terbesar militerisasi di Laut China Selatan

"Ketegangan di Laut China Selatan akan terus meningkat karena China akan terus menuduh AS dan negara-negara lain melakukan provokasi dan destabilisasi, bahwa Barat mencoba menahan kebangkitan China," katanya.

China telah meningkatkan kehadiran penjaga pantai dan latihan militer tahun ini, termasuk di dekat pulau-pulau yang juga diklaim oleh Vietnam. Sementara AS mengerahkan kapal perang untuk menunjukkan kebebasan navigasi. Mereka saling menuduh melakukan provokasi yang disengaja.

Lorenzana mengatakan, Asia Tenggara khawatir risiko konflik bersenjata meningkat. Filipina, sekutu AS, katanya, "akan terlibat, apakah dia suka atau tidak".

Selanjutnya: Tantang China, kapal rudal USS Barry unjuk gigi di Laut China Selatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

×