kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eropa jadi pendorong, kasus COVID-19 global kembali dalam tren menanjak


Rabu, 03 November 2021 / 23:05 WIB
Eropa jadi pendorong, kasus COVID-19 global kembali dalam tren menanjak

Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Kasus COVID-19 global kembali dalam tren menanjak. Pendorongnya adalah lonjakan infeksi virus corona di Eropa.

Selama pekan terakhir Oktober 2021, kasus baru COVID-19 global naik 3% menjadi 3,02 juta dibanding minggu sebelumnya.

Setelah sempat turun sejak akhir Agustus lalu, kasus mingguan COVID-19 global kembali naik sejak pekan ketiga Oktober.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Eropa mengalami peningkatan 6%, sementara wilayah lain melaporkan penurunan atau stabil

Penurunan terbesar terjadi di wilayah Mediterania Timur (12%), diikuti Asia Tenggara dan Afrika (masing-masing 9%).

Sementara angka kematian akibat COVID-19 pada pekan terakhir Oktober 2021 meningkat 8% jadi 50.477 dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di China melonjak ke level tertinggi dalam 3 bulan terakhir

"Peningkatan angka kematian terutama didorong oleh wilayah Asia Tenggara, yang melaporkan kenaikan terbesar, 50%," sebut WHO dalam Pembaruan Epidemiologi Mingguan COVID-19 yang terbit Selasa (2/11).

Dengan tambahan kasus dan kematian akibat COVID-19 selama pekan terakhir Oktober 2021, total infeksi di dunia menjadi 246,29 juta dengan 4,99 juta orang meninggal terpapar virus corona.

Berikut lima negara dengan kasus baru tertinggi sepanjang pekan terakhir Oktober 2021:

  1. Amerika Serikat dengan 528.455 kasus baru, naik 7%
  2. Inggris dengan 285.028 kasus baru, turun 14%
  3. Rusia dengan 272.147 kasus baru, naik 9%
  4. Turki dengan 182.027 kasus baru, turun 8%
  5. Ukraina dengan 152.897 kasus baru, niak 14%

Selanjutnya: Kasus tembus 40.000, Rusia catat rekor infeksi harian tertinggi sepanjang pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×