Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
Sebagai informasi, LiuGong merupakan produsen alat berat yang berkantor pusat di China. Manajemen INTA optimistis, penambahan merek baru ini dapat memberikan kontribusi positif ke kinerja. Pasalnya, di tengah kondisi saat ini, pasar mulai beralih ke merek-merek China sehingga INTA menilai hal ini merupakan keuntungan karena telah berhasil menggandeng LiuGong.
Eddy Rodianto, Direktur Intraco Penta memaparkan sejak tahun 2019 dan puncaknya di tahun 2020, tren penjualan alat berat dari para pemain utama dunia mengalami penurunan. Namun, ternyata penjualan alat berat dari China justru mengalami kenaikan penjualan, salah satunya yaitu alat berat merek LiuGong yang memiliki market share sekitar 4%-5% terhadap pasar alat berat di Indonesia.
"Hal ini menunjukkan posisi LiuGong di Indonesia bertumbuh dengan baik, sehingga diharapkan dengan kerja sama ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap kinerja INTA ke depan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (17/3).
Eddy mengatakan, Intraco Penta melihat bisnis alat berat di tahun 2021 ini akan kembali membaik seiring dengan meningkatnya permintaan dari sektor pertambangan seperti batu bara dan juga nikel. Hal ini karena adanya kebijakan hilirisasi mineral oleh Pemerintah sehingga INTA melihat permintaan terhadap bijih nikel akan semakin tinggi.
Eddy bilang, INTA cukup optimistis dengan sektor nikel, walaupun pemakaian alat berat sektor nikel tidak seintensif seperti sektor batu bara. Namun, hal ini menjadi satu tanda baik bahwa nikel akan terus mendukung industri alat berat INTA ke depan. Eddy juga optimistis kinerja INTA akan tumbuh sekitar 10% year on year (yoy) di sepanjang tahun ini seiring dengan pulihnya pasar alat berat.
Dalam catatan Kontan.co.id, Corporate Secretary HEXA Listiana Kurniawati menuturkan HEXA mencatatkan penjualan unit alat berat mencapai US$ 78,47 juta sepanjang kuartal III tahun fiskal 2020 atau turun 58% yoy dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebanyak US$ 186,98 juta.
Adapun, penjualan alat berat HEXA sampai dengan bulan Desember 2020 adalah sebanyak 887 unit yang terdiri dari sektor agro sebanyak 245 unit (34%), forestry 212 unit (29%), konstruksi 193 unit (26%), pertambangan sebanyak 70 unit (10%), dan sektor lain-lain sebanyak 10unit (1%) serta Wheel Loader 12 unit dan Mini Excavator 145 unit.
Selain itu, dalam kurun waktu 9 bulan kinerja penjualan alat berat jenis escavator bertonase lebih dari 6 ton sepanjang tahun buku 2020 mencapai pangsa pasar sebesar 18% atau mengalami penurunan sebesar 3,9% dari capaian sebesar 21,9% di periode yang sama tahun lalu. "Untuk tahun buku kami sampai Maret 2021 mendatang, kami optimis mencapai penjualan sesuai dengan forecast yang sudah kami buat," kata Listiana.
Lantas, manajemen HEXA memproyeksikan penjualan alat beratnya di tahun ini akan tumbuh sekitar 20%-30%. Pihak HEXA juga akan mengevaluasi kembali proyeksi penjualan alat berat di pertengahan tahun nanti. Jika permintaan masih tinggi, bukan tidak mungkin penjualan alat berat HEXA bisa tumbuh sampai 50%.