Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
Pemerintah dan Bank Indonesia juga terus mengeluarkan kebijakan yang akomodatif bagi perekonomian dan sektor perbankan. Kebijakan repatriasi Devisa Hasil Ekspor (DHE) diperkirakan akan menopang likuiditas sistem keuangan dan menopang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
“Bank Indonesia juga mengindikasikan pertumbuhan kredit tahun 2023 ini akan mencapai kisaran 9 – 11%. Saya meyakini bahwa perbankan akan selalu menjaga profile kualitas asetnya meskipun pertumbuhan kredit mulai termoderasi,” imbuh Asmo.
Sebagai informasi tambahan, Bank Mandiri pun mendorong pertumbuhan ekonomi dengan aktif menyalurkan pembiayaan. Bank Mandiri berhasil menyalurkan kredit secara konsolidasi tumbuh 11,8% YoY mencapai Rp 1.272,07 triliun. Pertumbuhan kredit ini jauh di atas pertumbuhan industri perbankan pada Juni 2023 sebesar 7,8% YoY.
Pertumbuhan kredit ini beriringan dengan kinerja keuangan perseroan yang semakin solid. Tercermin dari laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi melesat 24,9% YoY menjadi Rp 25,2 triliun hingga Juni 2023. Kinerja Bank Mandiri juga terlihat dari sisi profitabilitas yang terus meningkat.
Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 25,8% atau naik 275 basis poin (bps) secara YoY. Sementara posisi net interest margin (NIM) bank only terjaga solid di level 5,30%.
Bank Mandiri juga telah menerapkan tiga pilar implementasi nilai lingkungan (environmental), sosial (social), dan tata kelola (governance) atau ESG.
Hasilnya, sampai dengan Juni 2023 Bank Mandiri telah menyalurkan portofolio berkelanjutan sebesar Rp 242 triliun. Dari portofolio itu, porsi yang khusus untuk portofolio hijau sebesar Rp 115 triliun atau 11,7% dari total portofolio kredit Bank Mandiri.
“Tantangan ke depan memang tidak akan berkurang dibanding tahun ini, namun kami yakini bahwa di tengah volatility selalu terdapat opportunity,” pungkas Andry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News