Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
Apa yang dikhawatirkan OJK memang beralasan. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat jumlah serangan siber yang terjadi sepanjang Januari hingga bulan Juli 2021 mencapai 741,4 juta serangan.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Teguh Supangkat mengungkapkan, jumlah serangan siber ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan yang terjadi tahun lalu yaitu mencapai 495,3 juta serangan.
Baca Juga: OJK: Terima SMS penawaran pinjol? Sudah pasti ilegal!
"Sektor keuangan merupakan industri yang sangat rentan terhadap serangan siber. Dan menempati posisi kedua sebagai target serangan siber setelah sektor pemerintahan, terutama dalam bentuk malware," ungkap Teguh.
Berdasarkan Global Cyber Security Index, tingkat keamanan siber di Indonesia menduduki peringkat ke-24 dari 194 negara. Secara regional di Asia Pasifik, posisi Indonesia berada di peringkat ke-6.
Nilai dan peringkat Indonesia ini telah naik dibandingkan dengan tahun 2018, dimana Indonesia menduduki posisi ke-48 secara global dan peringkat ke-9 secara regional.
Menurutnya, keamanan siber merupakan hal yang krusial termasuk bagi sektor keuangan. Potensi risiko dan serangan siber juga akan semakin meningkat seiring dengan peningkatan penyediaan layanan perbankan digital.
"Oleh karena itu, upaya transformasi digital perlu diimbangi dengan manajemen risiko yang memadai termasuk dalam mengelola keamanan siber," lanjutnya.
Beberapa pekan lalu, pelaku industri juga berkomentar terkait keamanan siber di sektor perbankan. GM Divisi Keamanan Informasi BNI Andri Medina, di antaranya, menilai, adopsi teknologi yang semakin pesat harus diiringi ketanggapan bank dalam menghadapi tindak kejahatan siber yang makin canggih dan multidimensi.
“Disamping melakukan peningkatan aspek pengamanan teknologi terus menerus, kami juga melakukan edukasi dan sosialisasi security awareness kepada seluruh nasabah secara berkala melalui beragam fitur dalam aplikasi,” tuturnya.
Senada, VP Dept. Head CISO Office Group Bank Mandiri Yohannes Dedeo Frans mengatakan, Bank Mandiri melakukan strategi pengamanan empat Lapis dan tiga pilar eksekusi sebagai pedoman kerangka kerja keamanan siber di bank.
"Perusahaan juga melakukan serangkaian kegiatan “Awareness Program” bagi internal pegawai bank dan nasabah melalui berbagai kanal seperti media komunikasi perusahaan, pelatihan online, serta sosial media," tutupnya.
Selanjutnya: Database dikabarkan bocor, Bank Jatim pastikan data nasabah aman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News