kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dukung pembayaran digital, regulator dan bank kebut pengembangan digital banking


Rabu, 31 Maret 2021 / 05:30 WIB
Dukung pembayaran digital, regulator dan bank kebut pengembangan digital banking

Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

Akan tetapi, bank-bank raksasa pun tidak kalah aktif untuk melakukan pengembangan layanan digital, meski tidak masuk ke ranah bank digital. 
Salah satunya PT Bank Mandiri Tbk yang telah mentransformasikan aplikasi mobile banking menjadi aplikasi super atau Super App bertajuk Livin Mandiri. 

Thomas Wahyudi, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri menjelaskan saat ini aplikasi mobile banking sudah menopang sekitar 40% dari total volume transaksi e-channel perseroan. Perkembangan transaksi digital atau e-channel bank berlogo pita emas ini juga cukup pesat. 

Tercatat hingga pertengahan Maret 2021, transaksi finansial lewat e-channel Bank Mandiri telah mencapai lebih dari 600 juta transaksi dengan volume mencapai hampir Rp 700 triliun. Nilai tersebut meningkat sebesar 14% secara tahunan. "Peningkatan ini merupakan kabar baik di tengah adanya pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu, artinya perekonomian menunjukkan pertumbuhan yang positif," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/3).

Dia juga mengungkap, selama masa pandemi Covid-19 hampir semua lini segmen pembayaran untuk transaksi online seperti ATM, EDC dan uang elektronik (e-money) masih terus berupaya kembali ke transaksi semula alias trennya sedikit melambat. 

Hal ini wajar lantaran sebagian besar nasabah bank bersandi bursa BMRI ini sudah beralih menggunakan aplikasi mobile banking sebagai sarana transaksi perbankan. 

Thomas juga memandang, pandemi memang menjadi akselerator digital. Lantaran masyarakat mulai terbiasa membatasi kegiatan di luar rumah, dan membuat terjadinya pergeseran perilaku transaksi khususnya belanja. 

"Kami merasa masih banyak ruang untuk pertumbuhan transaksi digital maupun transaksi non-tunai di Indonesia," imbuhnya. 

Begitu juga dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) yang sudah mulai melakukan transformasi bisnis. 

Direktur Enterprise Risk Management, Big Data & Analytics Bank BTN Setiyo Wibowo mengatakan sudah memulai transformasi lewat efisiensi kantor cabang.

Namun, karena kekuatan Bank BTN ada di segmen perumahan, layanan perbankan digital yang dikembangkan tentunya akan mengarah ke sektor properti. 

"Kita juga akan memperkuat mobile banking, termasuk platform digital untuk KPR yang akan ditingkatkan. Sehingga bisa jauh lebih cepat dan efisien," ungkapnya belum lama ini. 

Baca Juga: Ini kata bankir soal penyaluran kredit masih melempem meski banjir stimulus

Bank BTN juga berencana semakin aktif meningkatkan produk tabungan. Tentunya melalui sarana mobile banking BTN. Pasalnya, sampai dengan awal tahun 2021 jumlah pengguna mobile banking BTN sudah mencapai 1,6 juta nasabah dengan kenaikan di kisaran 30% secara yoy. 

Untuk mewujudkan hal tersebut, bank bersandi bursa BBTN ini sudah menyiapkan anggaran sedikitnya Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun. Dari jumlah tersebut, sekitar 60% akan dipakai untuk pengembangan teknologi informasi (TI) perseroan di tahun 2021. 

Bank lain juga bergegas lakukan pengembangan dalam perlombaan digital banking. 

PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) salah satunya yang bahkan akan membentuk divisi digital banking untuk mematangkan layanan digital. Direktur Bank BWS Sadhana Priatmadja membocorkan, pihaknya sudah bekerjasama dengan beberapa layanan dompet digital seperti OVO dan GoPay untuk pengembangan produk tabungan. Pihaknya juga punya rencana untuk meluncurkan produk kredit berbasis digital ke depannya. 

"Kami akan lakukan digitalisasi terkait produk jasa. Kondisi pandemi ini menjadi alasan utama kami masuk ke layanan digital," katanya.

Selanjutnya: Amar Bank berkomitmen perkuat posisinya sebagai bank digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×