Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan Umum Perikanan Indonesia atau Perum Perindo dan PT Perikanan Nusantara atau Perinus diagendakan merger pada semester pertama tahun ini.
Dengan bersatunya dua BUMN ini, bisnis perikanan diklaim akan semakin kuat karena bisnis Perindo dan Perinus saling melengkapi mulai hulu ke hilir. Mulai dari bisnis kepelabuhan, penangkapan ikan, perdagangan ikan, budidaya hingga wisata perikanan atau aqua tourism.
Direktur Operasional Perum Perindo, Raenhat Tiranto Hutabarat menjelaskan konsep bisnis merger Perindo dan Perinus akan menjadi kekuatan baru di bidang perikanan. Pasalnya, Perindo unggul di bidang pengelolaan pelabuhan perikanan dan budidaya sedangkan Perinus masyhur di bidang perikanan tangkap.
Baca Juga: Hutama Karya: Jalan tol Sigli - Banda Aceh seksi 3 beroperasi besok, Rabu (10/3)
Adapun Raenhat mengungkapkan agenda bisnis setelah merger, akan bertumpu pada bisnis perdagangan ikan dan pakan. "Target setelah merger dilakukan, pertumbuhan bisnis Compound Annual Growth Rate (CAGR) Perindo - Perinus ditargetkan tumbuh hingga 26% dalam 5 tahun ke depan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (9/3).
Sedangkan untuk existing business seperti jasa kepelabuhanan, Raenhat memprediksi CAGR tumbuh 15% dan perdagangan ikan 22% dalam 5 tahun ke depan.
Raenhat menegaskan, target bisnis Perindo-Perinus ini dirumuskan dengan mempertimbangkan proyeksi kapasitas perusahaan dan peluang di pasar.
Sekretaris Perusahaan Perum Perindo Boyke Andreas menambahkan sektor perdagangan ikan punya peluang pasar yang besar. Menurutnya, secara umum kondisi sektor pangan Indonesia mengalami peningkatan posisi peringkat pada Global Food Security Index. Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan ketahanan pangan nasional.
Baca Juga: Adhi Karya (ADHI) akan divestasi 2 ruas tol, SWF jadi salah satu opsi
"Salah satu kontribusinya adalah pada peningkatan konsumsi pangan berbahan Ikan yang diproyeksikan akan tumbuh hampir 2 kg per kapita dari 39,0 kg per kapita menjadi 40,9 kg per kapita," kata Boyke.