kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

DPD APDI DKI Jakarta Minta Pemerintah Beri Subsidi Menyusul Kenaikan Harga Daging


Selasa, 01 Maret 2022 / 06:30 WIB
DPD APDI DKI Jakarta Minta Pemerintah Beri Subsidi Menyusul Kenaikan Harga Daging

Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pedagang daging sapi yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) DKI Jakarta memutuskan untuk tetap mogok berjualan mulai, Senin (28/2/2022).

Sekretaris DPD APDI DKI Jakarta Tubagus Mufti Bangkit Sanjaya mengatakan, aksi mogok jualan merupakan bentuk protes terhadap pemerintah imbas kenaikan harga daging sapi dari pemasok.

Padahal, para pedagang terikat ketentuan harga eceran tertinggi (HET) untuk menjual daging kepada konsumen.

Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh para pedagang lebih menipis.

Baca Juga: Cegah Pedagang Daging Mogok, Kepala Badan Pangan Nasional Sambangi Para Pedagang

"Karena kan tahun lalu 2021 kami juga melakukan hal serupa aksi mogok, nah di situ disepakati HET daging sapi Rp 130.000 per kg," ujar Mufti saat dihubungi, Senin (28/2/2022).

Hal lainnya, Mufti mencontohkan, permintaan daging memasuki Ramadhan diprediksi naik menjadi 200 kilogram per hari dari biasanya 100 kilogram.

Kenaikan jumlah permintaan membuat ongkos operasional pedagang menjadi lebih mahal.

Menurut Mufti, mahalnya ongkos operasional membuat keuntungan pedagang makin menipis meski jumlah permintaan lebih banyak.

"Kenapa kami teriak? Karena ini sudah momentum menjelang Ramadhan yang kebutuhan dagingnya meningkat. Konsumen warga membebani kami dengan tingginya permintaan karena kami tetap jual dengan harga Rp 130.000," kata Mufti.

"Bukan untung malah tambah rugi, kami yang tadinya hanya berjuang untuk member, para pedagang warung, cuma kalau permintaan meningkat, cost-nya siapa yang menanggung," imbuhnya.

Karena itu, APDI berharap pemerintah memberikan subsidi kepada para pedagang daging sapi, seperti kebijakan HET minyak goreng yang kemudian disubsidi oleh pemerintah pusat.

Baca Juga: BI Perkirakan Deflasi Februari 2022 Sebesar 0,05%, Ini Penyumbangnya

"Atau subsidi sampai hari Lebaran saja, jangan subsidi terus-terusan karena lagi pandemi semua takut pemborosan, subsidi Rp 10.000 per kg saja sudah cukup," ucapnya.

Dengan subsidi tersebut, ia menilai pedagang bisa mendapatkan profit Rp 10.000 untuk menutupi biaya prosedural seperti gaji karyawan, membeli plastik, dan lainnya.

"HET tetap Rp 130.000, tapi kerugian pedagang disubsidi oleh pemerintah sebesar Rp 10.000 per kg," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Harga Daging Sapi Naik, DPD APDI Jakarta Berharap Pemerintah Beri Subsidi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×