kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dorong Penyaluran Pembiayaan, Penerbitan Obligasi Multifinance Kembali Semarak


Jumat, 15 September 2023 / 05:10 WIB
Dorong Penyaluran Pembiayaan, Penerbitan Obligasi Multifinance Kembali Semarak

Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan pembiayaan atau multifinance mulai menerbitkan obligasi. Cara ini dilakukan demi mendapat tambahan pendanaan perusahaan untuk menyokong pembiayaan modal kerja.

PT Toyota Astra Financial Services (TAF) misalnya, kembali melakukan penawaran Obligasi Berkelanjutan IV Toyota Astra Financial Services Tahap II Tahun 2023 senilai Rp 625 miliar.

Penerbitan obligasi tahap II ini akan dibagi menjadi dua seri, pertama obligasi seri A, menawarkan jumlah pokok Rp 401,43 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,00% per tahun, frekuensi pembayaran bunga tiga bulan serta tenor 370 hari sejak tanggal emisi.

Kedua, obligasi seri B, menawarkan jumlah pokok sebesar Rp 223,56 miliar dengan tingkat bunga tetap 6,35% per tahun, frekuensi pembayaran bunga tiga bulan dan jangka waktu tiga tahun.

Baca Juga: Toyota Astra Financial Akan Terbitkan Obligasi Tahap II 2023 Rp 625 Miliar

“Seluruh dana penerbitan obligasi akan digunakan sebagai modal kerja pembiayaan kendaraan bermotor,” ujar Marketing Communication and Public Relation TAF, Reynatta Ludy Adha kepada Kontan.co.id, Kamis (14/9).

Ludy menjelaskan bahwa pendanaan yang dihimpun TAF didominasi oleh pinjaman perbankan. Jika menilik laporan keuangan porsi pinjaman bank TAF mencapai Rp 24,66 triliun, sementara dari obligasi sebesar Rp 1,01 triliun per Juni 2023.

“Pendanaan TAF banyak berasal dari fasilitas pinjaman bank, ke depannya TAF masih akan menggunakan fasilitas pinjaman tersebut dan menerbitkan obligasi,” jelasnya.

Ludy menyebut, porsi pendanaan dari obligasi pada posisi Agustus 2023 mencapai 10% dari total pendanaan TAF. Menurutnya, bunga obligasi yang diberikan saat ini cukup kompotitif.

“Bunga obligasi yang diterbitkan oleh TAF adalah dengan tingkat bunga tetap,” tandasnya.

Penawaran umum Obligasi Berkelanjutan IV Toyota Astra Financial Services Tahap II Tahun 2023 akan berlangsung pada 26-27 September 2023. Sementara tanggal penjatahan pada 29 September 2023, dan tanggal pencatatan di BEI pada 4 Oktober 2023.

Sebelumnya, TAF juga telah mendistribusikan Obligasi Berkelanjutan IV Toyota Astra Financial Services Tahap I Tahun 2023 dengan nilai sebesar Rp 1,5 triliun. Adapun target dana yang dihimpun dalam Obligasi Berkelanjutan IV Toyota Astra Financial Services sebesar Rp 5 triliun.

Penawaran umum Obligasi Berkelanjutan IV Toyota Astra Financial Services Tahap II Tahun 2023 akan berlangsung pada 26-27 September 2023. Sementara tanggal penjatahan pada 29 September 2023, dan tanggal pencatatan di BEI pada 4 Oktober 2023.

Baca Juga: Di Atas Ketentuan OJK, Permodalan Mandala Finance (MFIN) Tembus Rp 3,2 Triliun

PT Mandiri Tunas Finance (MTF) juga akan melakukan penawaran umum Obligasi Berkelanjutan VI Mandiri Tunas Finance Tahap III Tahun 2023 sebesar Rp 1,13 triliun.

Penawaran obligasi ini dibagi menjadi dua seri, pertama seri A menawarkan jumlah pokok Rp 804,17 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,50% per tahun, frekuensi pembayaran bunga tiga bulan serta tenor tiga tahun sejak tanggal emisi.

Kedua, obligasi seri B, menawarkan jumlah pokok sebesar Rp 326,93 miliar dengan tingkat bunga tetap 6,75% per tahun, frekuensi pembayaran bunga tiga bulan dan jangka waktu lima tahun.

“Dana penerbitan obligasi akan digunakan sebagai modal kerja untuk pembiayaan kendaraan bermotor Perseroan,” kata Corporate Secretary MTF, Arif Reza Fahlepi kepada KONTAN.

Reza menuturkan, sumber pendanaan MTF paling besar saat ini berasal dari pinjaman bank. Adapun pinjaman bank MTF mencapai Rp 16,68 triliun, sementara dari penerbitan obligasi sebesar Rp 4,34 triliun per Juni 2023.

“Rencana pendanaan MTF ke depan akan menyesuaikan kondisi suku bunga pasar,” tutur dia.

Dia menyebutkan, porsi obligasi menyumbang sekitar 22% dari total pendanaan perseroan per Agustus 2023. Reza bilang, terkait dengan bunga obligasi akan disesuaikan dengan kondisi pasar.

“Untuk mengantisipasi bunga obligasi yang naik atau turun yang dilakukan yaitu menggunakan alternatif pendanaan lain,” imbuhnya.

Sebelumnya, telah mendistribusikan Obligasi Berkelanjutan VI Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2023 dengan nilai sebesar Rp 691,73 miliar. Adapun target dana yang dihimpun dalam Obligasi Berkelanjutan VI Mandiri Tunas Finance Tahun 2023 sebesar Rp 5 triliun.

Penawaran umum Obligasi Berkelanjutan VI Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2023 akan berlangsung pada 21-22 September 2023. Sementara tanggal penjatahan pada 25 September 2023, dan tanggal pencatatan di BEI pada 29 September 2023.

Sementara itu, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) pun memiliki sumber pendanaan dari pinjaman perbankan dan penerbitan obligasi.

Direktur WOM Finance, Cincin Lisa Hadi menyampaikan sumber pendanaan tersebut dilakukan untuk mendapatkan pendanaan dengan tingkat suku bunga yang kompetitif serta sebagai salah satu bentuk diversifikasi sumber pendanaan.

“(Porsi pendanaan) 61% pinjaman perbankan dan 39% obligasi,” kata lisa kepada KONTAN beberapa waktu lalu.

Selain itu, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) juga melakukan diversifikasi pendanaan karena ini dianggap bisa meminimalisir risiko.

Direktur Keuangan Adira Finance Sylvanus Gani Mendrofa menuturkan hampir 50% pendanaan bersumber dari pembiayaan bersama dari induk perusahaan. Di luar itu, pendanaan dilakukan dengan penerbitan obligasi dan sukuk serta sisanya pinjaman dari bank.

“Penerbitan obligasi dan sukuk Adira Finance pada semester I 2023 masing-masing adalah sebesar Rp 1,7 triliun untuk obligasi dan Rp 300 miliar untuk sukuk,” kata Gani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×