Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Mantan Presiden AS Donald Trump pada Minggu (28/2/2021) mengisyaratkan kemungkinan mencalonkan diri sebagai presiden lagi pada 2024. Dalam kesempatan yang sama, Trump juga menyerang Presiden Joe Biden dan mengulangi klaim bahwa ia memenangkan pemilu 2020 dalam penampilan besar pertamanya sejak meninggalkan Gedung Putih.
“Gerakan patriot Amerika yang bangga dan pekerja keras baru saja dimulai, dan pada akhirnya kita akan menang. Kita akan menang,” kata Trump dalam pidatonya di Conservative Political Action Conference (CPAC) di Orlando, Florida.
Melansir Reuters, Trump menolak untuk mengakui bahwa dia kalah dalam pemilihan presiden 3 November dari Joe Biden. Trump bahkan memberikan kritik terhadap kinerja Biden pada minggu-minggu pertamanya. Dia juga bilang, ada kemungkinan Trump akan mencalonkan diri lagi sebagai Presiden AS.
"Mereka baru saja kehilangan Gedung Putih," kata mantan presiden Republik setelah mengkritik penanganan keamanan perbatasan oleh Biden. "Tapi siapa tahu, siapa tahu, saya bahkan mungkin memutuskan untuk mengalahkan mereka untuk ketiga kalinya."
Baca Juga: AS gelar serangan udara militer pertama di bawah Pemerintahan Biden, siapa targetnya?
Minggu-minggu terakhir kepemimpinan Trump dipenuhi gejolak di mana para pendukungnya melancarkan serangan mematikan ke Capitol AS pada 6 Januari. Serangan itu merupakan upaya untuk memblokir Kongres untuk merilis sertifikasi kemenangan pemilihan Biden. Menurut Trump, kemenangan Biden diwarnai oleh penipuan yang meluas.
Trump menyatakan Partai Republik sudah bersatu dan mengatakan dia tidak berencana untuk mencoba meluncurkan partai baru, sebuah gagasan yang telah dia diskusikan dengan para penasihat dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Juga: Gedung Putih umumkan rencana bagi-bagi 25 juta masker gratis
“Kami tidak memulai partai baru. Kami memiliki Partai Republik. Partai ini akan bersatu dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Saya tidak memulai partai baru,” katanya seperti yang dikutip Reuters.