kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dirut Bank Neo Commerce (BBYB) Buka-Bukaan Soal Rencana Rights Issue


Kamis, 26 Mei 2022 / 07:15 WIB
Dirut Bank Neo Commerce (BBYB) Buka-Bukaan Soal Rencana Rights Issue

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Neo Commerce (BNC) Tbk mengumumkan pengunduran rights issue yang sedianya akan dilaksanakan pada akhir triwulan dua menjadi awal triwulan empat atau pada Oktober tahun ini.

Namun, Direktur Utama BNC Tjandra Gunawan memastikan akan tetap menggelar rights issue tersebut dalam penguatan modal dalam memperkuat dan memperluas jangkauan bisnisnya juga untuk pemenuhan ketentuan OJK tentang Modal Inti masih sesuai rencana yang ada. 

“Kita pastikan rights issue sudah rampung di kuartal IV 2022. Karena kami harus memenuhi ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar memiliki modal inti Rp 3 triliun di penghujung 2022,” ujar Tjandra kepada Kontan.co.id pada Selasa (24/5).

Adapun pertimbangan pengunduran aksi penguatan modal ini lantaran kondisi perekonomian global belakangan ini dan imbasannya ke kondisi pasar saham di dalam negeri.

Ada beberapa risiko bagi perekonomian yang menjadi perhitungan pelaku bisnis di Indonesia, yang pertama perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan.

Baca Juga: Jadwal Rights Issue Bank Neo Commerce (BBYB) Muncur ke Kuartal IV, Ini Alasannya

Selain itu, kebijakan Fed yang lebih hawkish di suku bunga, dimana kenaikan suku bunga ini juga dapat memicu kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia dan bayang-bayang inflasi di Amerika dan dunia ikut mempengaruhi kenaikan inflasi di Indonesia.

Salah satu indikator masih belum stabilnya keadaan ekonomi di Indonesia, terjadi penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam satu bulan terakhir sebesar 5,33%.

Meski demikian, Tjandra tetap optimistis keadaan perekonomian akan semakin membaik di semester dua tahun ini seiring dengan semakin terbukanya akses dan mobilitas masyarakat pasca pandemi.

Ia menyatakan bisnis yang berkelanjutan serta kekuatan inovasi dan kreativitas dalam menjawab kebutuhan pasar akan menjadi strategi bank bersandi saham BBYB ini dalam memanfaatkan momentum pertumbuhan positif yang dimiliki saat ini.

“Kami yakin rights issue yang akan dijalankan di triwulan empat nanti akan terserap pasar dengan baik, dan membuat kami memiliki skala ekspansi usaha yang semakin bertumbuh dan semakin besar lagi,” jelas Tjandra.

Lanjutnya, fokus BNC di tahun ini masih tetap untuk mengeksekusi agenda kerja dengan terus mengembangkan dan melengkapi fitur dan layanan BNC ke nasabah.

 

Bahkan, dalam waktu dekat fitur dan layanan perbankan BNC akan semakin lengkap dengan adanya QRIS dan Corporate Internet Banking yang telah mendapatkan persetujuan OJK.

“Khusus untuk QRIS, fitur ini akan sepenuhnya siap diimplementasikan pada Juli yang akan datang,” jelas Tjandra.

Baca Juga: Sejumlah Bank Matangkan Strategi untuk Penuhi Kewajiban Modal Inti Rp 3 Triliun

Kinerja BNC semakin membaik sejalan strategi bisnis yang dilakukan perseroan, sejalan dengan peningkatan jumlah nasabah, dengan 17 juta pengguna teregistrasi dalam satu tahun beroperasi.

Hal ini sejalan dengan peningkatan volume transaksi yang signifikan sebesar 88% menjadi 76 juta transaksi dibandingkan kuartal sebelumnya. 

Dalam laporan keuangan Kuartal I 2022, kinerja positif Perseroan di awal tahun 2022 ditunjukkan dengan berhasilnya BNC mencatatkan kenaikan Net Interest Income (NII) yang sangat signifikan atau naik sekitar 214,3% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 dari Rp 63 miliar menjadi Rp 198 miliar di Kuartal I 2022.

Kenaikan juga terlihat dari pendapatan di Kuartal I 2022, yaitu sebesar Rp 448 miliar atau naik sekitar 204,8% dari periode sebelumnya yang sebesar Rp 147 miliar. 

Kenaikan pendapatan di atas diikuti dengan penurunan beban operasional, sehingga pada Kuartal I BNC mencatatkan kerugian bersih yang cenderung menurun.

Masing-masing sebesar Rp 163 miliar di bulan Januari, turun menjadi Rp 150 miliar di bulan Februari, dan Rp 100 miliar bulan Maret 2022, sehingga total kerugian di Kuartal I 2022 adalah sebesar Rp 413 miliar. 

BNC juga mencatat kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang cukup tinggi, yaitu sekitar 121,4% yoy dari Rp 4,2 triliun di Kuartal I 2021 menjadi Rp 9,3 triliun di Kuartal I 2022 atau mengalami pertumbuhan sebesar 14,7% dari Rp 8,1 triliun di Kuartal IV 2021 menjadi Rp 9,3 triliun di Kuartal I 2022, yang paling banyak ditempatkan dari deposito online melalui aplikasi neobank.

Baca Juga: Saham Bank Digital Kompak Memerah Sepekan Terakhir, Simak Prospeknya ke Depan

Pertumbuhan juga terlihat pada total aset Bank yang naik sebesar 119,3% yoy dari Rp 5,7 triliun di Kuartal I 2021 menjadi Rp 12,5 triliun pada Kuartal I 2022, sedangkan bila dilihat  pertumbuhan secara kuartal sebesar 10,5% dari Rp 11,3 triliun di Kuartal IV 2021 menjadi Rp 12,5 triliun di Kuartal I 2022.

Di tahun 2022 ini BNC secara terus-menerus berusaha memenuhi kebutuhan nasabahnya, antara lain di bidang investasi dengan memperkenalkan product wealth management, seperti reksadana, saham, asuransi, emas, dan produk lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×