kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dibukanya ekspor mineral mentah tidak mengubah rencana perusahaan membangun smelter


Kamis, 29 April 2021 / 10:20 WIB
Dibukanya ekspor mineral mentah tidak mengubah rencana perusahaan membangun smelter

Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terdampak pandemi Covid-19, PT Freeport Indonesia (PTFI) sebut progres pembangunan smelter belum berjalan sesuai harapan. Meskipun begitu, manajemen menekankan kalau PTFI berkomitmen untuk terus memberikan nilai tambah bagi Indonesia dalam berbagai cara.

Vice President (VP) Coorporate Communications Freeport Indonesia Riza Pratama mengungkapkan kalau realisasi aktual kemajuan fisik untuk pembangunan smelter tidak mencapai target yang ditetapkan karena dampak pandemi Covid-19. "Pemerintah dan PTFI tengah mendiskusikan dan mendetilkan aktivitas-aktivitas pembangunan smelter mana saja yang terdampak oleh pandemi Covid-19," kata Riza kepada Kontan, Rabu (28/4).

Sesuai dengan kewajiban dalam IUPK, Freeport Indonesia perlu merampungkan pembangunan smelter baru pada Desember 2023. Sejauh ini PTFI masih berkomitmen melaksanakan proyek smelter kedua di Manyar, Gresik yang juga bagian dari divestasi.

Di sisi lain, langkah pemerintah untuk melonggarkan ekspor mineral mentah disambut positif oleh PTFI. Selanjutnya, PTFI bakal terus berdiskusi secara kooperatif dengan Pemerintah untuk merealisasikan rencana produksi dan kontribusi PTFI. "Kami menyambut baik, bahwa Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan izin ekspor PTFI untuk satu tahun ke depan," ungkapnya.

Baca Juga: Timah (TINS) kejar penyelesaian kawal proyek smelter berteknologi TSL Ausmelt

Head of Corporate Communication AMNT Kartika Oktaviana mengungkapkan, dibukanya keran ekspor mineral mentah tidak berdampak pada rencana perusahaan untuk membangun smelter. "Kami sudah memenuhi target verifikasi smelter, jadi pelonggaran itu tidak berdampak pada kami," jelas Kartika kepada Kontan, Rabu (28/4).

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) Rachmat Makkasau, telah membahas perkembangan pembangunan smelter di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Rachmat menegaskan bahwa perusahaan yang mengoperasikan tambang Batu Hijau di KSB tersebut selalu berkomitmen untuk membangun smelter sesuai dengan yang diamanatkan pemerintah.

Rencananya, Amman akan membangun proyek smelter dengan kapasitas input konsentrat 900 ribu ton per tahun, di Benete, KSB, dengan rencana penyelesaian pada 2023.

“Target ini sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No. 17 tahun 2020, di mana pelaku usaha dapat melakukan penyesuaian terhadap jadwal penyelesaian proyek smelter sampai tahun 2023,” jelas Rachmat beberapa waktu lalu.

Adapun kapasitas 900 ribu ton tersebut telah disesuaikan dari rencana kapasitas sebelumnya, yang mencapai 1,3 juta ton per tahun. Penyesuaian kapasitas tersebut dilakukan karena adanya tantangan pembangunan akibat pandemi COVID-19. “Kami harus meningkatkan protokol pencegahan penyebaran virus dengan membatasi akses keluar masuk area smelter yang berada di wilayah operasional kami," jelasnya.

Selain itu, disebutkan kalau para mitra bisnis Amman juga mengalami pembatasan perjalanan dinas. Meskipun begitu, perusahaan tersebut berupaya untuk cepat beradaptasi agar terus dapat mencapai target yang sudah ditetapkan. Dengan kapasitas yang lebih rendah, maka target jadwal penyelesaian proyek harapannya bisa tercapai.

Di samping itu, penyesuaian juga dilakukan untuk menyesuaikan kapasitas suplai konsentrat yang dapat diproduksi dari Batu Hijau dan potensi blok Elang ke depannya. Saat ini beberapa konsorsium EPC (Engineering, Procurement, and Construction) - kontraktor yang membangun smelter - sedang dalam tahap final evaluasi.

Ke depan, Amman menargetkan untuk menyelesaikan proses penentuan pemenang tender EPC dalam waktu dekat. Proses perizinan terkait konstruksi, logistik, dan bangunan juga terus dijalankan secara parallel dengan dukungan pemerintah daerah.

Verifikasi kemajuan proyek smelter periode Agustus 2020 hingga Januari 2021 telah selesai pada Maret 2021 lalu. Dari hasil verifikasi tersebut, total kemajuan fisik smelter Amman mencapai 26.6% dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 26.7%.

Artinya, persentase pencapaian kemajuan fisik terhadap rencana pembangunan sampai dengan Januari 2021 adalah sebesar 99,35%, melampaui target minimal 90% setiap 6 bulan. Keberhasilan Amman untuk terus mencapai target yang ditetapkan pemerintah merupakan wujud komitmen Amman dalam mendukung upaya pemerintah membangun industri turunan.

Proyek Strategis Nasional tersebut juga merupakan hasil dari koordinasi baik Amman dengan Kementerian ESDM dan juga Kemenko Perekonomian.

Selanjutnya: BKPM teken MoU dengan China ENFI untuk investasi proyek smelter tembaga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×