Sumber: South China Morning Post | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Sekolah elit yang didirikan pendiri raksasa e-commerce China, Alibaba Group Holding, Jack Ma, diam-diam telah menghapus semua referensi online ke kata universitas. Penghapusan kata universitas ini sebagai pertanda bahwa sekolah itu akan mengadopsi level yang lebih rendah.
Akun resmi Weibo Universitas Hupan, yang menangguhkan penerimaan mahasiswa baru setelah Jack Ma bersitegang dengan otoritas China, berganti nama menjadi Pusat Penelitian Kewirausahaan Hupan.
Melansir South China Morning Post, Senin (17/5), Situs resmi Hupan juga diperbaharui dengan nama baru. Sedangkan akun resminya di WeChat, platform media sosial yang dijalankan oleh Tencent Holdings, diubah dari Universitas Hupan menjadi Hupan pada hari Senin.
Sementara itu, video klip seorang pekerja yang tengah menghapus karakter Mandarin yang merujuk pada universitas di atas batu di kampus Hupan viral di media sosial China pada hari Senin.
Baca Juga: Didenda pemerintah China, Alibaba Group rugi Rp 16,7 triliun pada kuartal I 2021
Hupan berarti di samping danau dalam bahasa China, mengacu pada lokasinya yang di dekat Danau Barat di Ibu Kota Provinsi Zhejiang, Hangzhou, tempat Alibaba bermarkas.
Universitas Hupan didirikan pada Januari 2015 sebagai lembaga bimbingan belajar pribadi bagi para pemimpin bisnis top China. Sembilan anggota pendirinya termasuk Chairman Lenovo, Liu Chuanzhi, Chairman Fuson Guo Guanchang dan Shi Yuzhu dari Giant Interactive.
Anggota dari akademisi termasuk Qian Yingyi, mantan dekan sekolah manajemen di Universitas Tsinghua dan Cai Hongbin, mantan dekan sekolah Guanghua di Universitas Peking. Ma, salah satu dari sembilan pendiri, menjabat sebagai presiden sekolah (school’s president).
Meskipun Hupan tidak pernah dilisensikan secara resmi sebagai sekolah oleh Kementerian Pendidikan China, pengaruh Ma dan rekan-rekannya menjadikannya magnet bagi calon pemimpin bisnis di negara tersebut.
Baca Juga: Lakukan kunjungan langka ke markas Alibaba, Jack Ma kembali nongol di depan publik
Pada ulang tahun kelima sekolah pada Oktober 2020, Ma mengatakan telah menerima 11.788 lamaran selama lima tahun tetapi hanya menerima 254 orang - rasio itu yang membuat Universitas Hupan lebih sulit untuk dimasuki daripada sekolah bisnis di institusi elit Amerika seperti Harvard dan Stanford.
Ini menetapkan ambang batas tinggi untuk pelamar, dengan siswa yang memenuhi syarat membutuhkan setidaknya tiga tahun pengalaman kewirausahaan, termasuk posisi di perusahaan dengan setidaknya 30 karyawan penuh waktu dan 30 juta yuan (US$ 4,6 juta) pendapatan tahunan.
Namun, Universitas Hupan menimbulkan kontroversi di masa lalu. Para kritikus menyebutnya bukan sekolah dan lebih sebagai klub sosial yang berpusat di sekitar pendirinya yang karismatik, Ma.
Menurut situs Hupan, Ma pernah berkata dia berharap bisa melatih hingga 3.000 pengusaha di China dalam 30 tahun ke depan. Ma, yang dikenal dengan pernyataannya yang kurang ajar, juga mengatakan sekolah itu akan berlangsung selama 300 tahun.
Baca Juga: Keluarnya Jack Ma dianggap bisa memuluskan langkah Ant Group go public
Kurang dari tujuh tahun kemudian, nasib sekolah kini tidak menentu setelah perubahan nama dan penangguhan penerimaan baru. Ma, tokoh sentral sekolah, sebagian besar tetap tidak terlihat oleh publik sejak pidatonya yang kontroversial di forum keuangan Shanghai akhir tahun lalu.
Secara terpisah, Alibaba, yang memiliki South China Morning Post, menjadi perusahaan China Big Tech pertama yang diperiksa dan didenda oleh regulator antitrust China. Untuk kuartal terakhir, perusahaan melaporkan kerugian pertamanya sejak pencatatan pada tahun 2014 setelah membayar denda US$ 2,8 miliar kepada pemerintah China.
Pesan terakhir di akun Weibo Hupan, diposting pada Minggu sore, mengutip mantan negarawan Tiongkok Zeng Guofan, seorang jenderal abad ke-19 untuk Dinasti Qing. Bunyinya: "Jangan bersaing di mana orang lain mencoba untuk menang dan jangan mencoba hal-hal di mana keuntungan dijamin."
Selanjutnya: Begini nasib orang kaya di China jika punya masalah dengan pemerintah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News