kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Di tahun ini, kebutuhan LNG oleh PLN diramal mencapai lebih dari 400 TBTU


Selasa, 12 Januari 2021 / 05:45 WIB
Di tahun ini, kebutuhan LNG oleh PLN diramal mencapai lebih dari 400 TBTU

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gas menjadi salah satu energi andalan sebagai bahan bakar pembangkit listrik di Indonesia. Gas dalam bentuk Liquefied Natural Gas (LNG) alias gas alam cair juga menjadi penopang pembangkit PT PLN (Persero).

Direktur Energi Primer PLN Rudy Hendra Prastowo memproyeksikan, kebutuhan LNG tahun ini bakal lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu. Pada 2021, kebutuhan LNG diperkirakan di atas 400 triliun british thermal unit (TBTU).

Rudy bilang, kebutuhan LNG akan bergantung pada perkembangan demand listrik. Meski tak menyebut secara detail, dia mengatakan bahwa kebutuhan LNG pada tahun lalu memang lebih mini, yakni di bawah 400 TBTU. Sebab, demand listrik juga anjlok sebagai dampak pandemi covid-19.

Baca Juga: Simak rencana PGN dalam percepatan masterplan infrastruktur gas bumi 2021-2023

"Untuk 2020 memang menurun karena covid. Penyerapan di 2020 di bawah 400 (TBTU). Di 2021 kita proyeksikan di atas 400, semoga demand listrik mendukung," terangnya kepada Kontan.co.id, Senin (11/1).

Gas memegang peranan penting dalam bauran kelistrikan nasional. Merujuk draft Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2020-2029 yang didapat Kontan.co.id, kebutuhan gas secara keseluruhan untuk pembangkit mencapai 766 TBTU. 

Volume kebutuhan gas secara total akan meningkat di atas 800 TBTU hingga2028. Adapun, bauran energi pada tahun 2025 untuk gas alam termasuk LNG direncanakan mencapai 15,3% dengan kebutuhan 939 TBTU. 

Untuk mengantisipasi cadangan gas pipa existing yang sewaktu-waktu dapat mengalami depletion lebih cepat, serta lokasi pembangkit berbahan bakar gas yang tersebar, PLN pun telah mengadakan sumber pasokan gas dalam bentuk LNG.

Baca Juga: Elnusa (ELSA) gunakan metode HWU untuk mendukung pengeboran di Blok Mahakam

Perusahaan listrik plat merah itu telah memiliki kontrak pasokan LNG jangka panjang sebanyak 20 kargo per tahun yang dapat ditingkatkan hingga mencapai 60 kargo per tahun pada 2021 dan akan berakhir tahun 2035.

Secara nasional, produksi siap jual (lifting) LNG Indonesia masih bertumpu pada dua kilang, yakni Bontang dan Tangguh. Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Setiawan Handoko membeberkan, untuk tahun 2021, proyeksi lifting Kilang LNG Bontang sebesar 77,74 standar kargo.

Dari jumlah itu, sebanyak 52,04 standar kargo diperuntukkan untuk ekspor dan 18,7 standar kargo untuk domestik. Arief bilang, masih ada sisa 7 standar kargo yang belum memiliki kontrak, dan akan diprioritaskan untuk kebutuhan domestik.

Sedangkan lifting dari Kilang LNG Tangguh diproyeksi mencapai 123 standar kargo di tahun ini. Rinciannya, 86 standar kargo untuk ekspor dan 35 standar kargo untuk domestik.

"Selain itu terdapat 2 standar kargo volume yang belum memiliki kontrak, yang akan diprioritaskan untuk domestik," ungkap Arief kepada Kontan.co.id, Selasa (5/1) lalu.

Baca Juga: Tekmira Balitbang ESDM kembangkan anoda baterai dari batubara

Dia pun menyampaikan bahwa dari sisi strategi pemasaran, SKK Migas masih melihat perkembangan pasar LNG global. Yang pasti, prioritas LNG tetap bagi kebutuhan domestik. Sedangkan pasar ekspor untuk 2021 ini masih tidak banyak perubahan dibandingkan tahun lalu.

Pada tahun 2020, ekspor LNG yang dilakukan langsung banyak ditujukan ke Jepang, Korea Selatan, China, dan Amerika Serikat.  

Kata dia, SKK Migas telah mengantisipasi jika serapan LNG oleh PT PLN (Persero) belum optimal seiring dengan tingkat konsumsi listrik yang masih dibayangi pandemi Covid-19. "LNG aman, kalau PLN nggak serap, kita bisa antisipasi," pungkasnya.

Selanjutnya: Pemerintah targetkan rasio elektrifikasi di Indonesia capai 99,9% di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×