Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi
Kedua, Contemporary Amperex Technology Co. Limited atau CATL yang berencana membangun industri baterai terintegrasi dengan nilai foreign direct investment (FDI) mencapai US$ 5,2 miliar.
Ketiga Badische Anilin-und Soda-Fabrik atau BASF berencana membangun industri precursor dan katod. Keempat, Tesla, Inc. yang akan membuat ekosistem industri mobil listrik. Namun, untuk nilai investasi BASF dan Tesla, Bahlil belum bisa menyampaikannya.
Baca Juga: Realisasi naik, Kemenperin serap anggaran Rp 1,98 triliun di tahun 2020
“Kalau empat perusahaan ini masuk ini kolaborasi yang kuat, mereka teknologi, kita sumberdaya alam. Maka investasi terjadi menimbulkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan industri maupun Indonesia secara keseluruhan,” ujar Bahlil.
Bahlil menambahkan, dari sisi wilayah, pemerintah Indonesia telah menyediakan lahan kepada investor asing dan dalam negeri di Kawasan Industri Terpadu (KIT) di Batang Jawa Tengah. Kata Bahlil, permasalahan tanah adalah salah satu kendala utama para investor.
“Silakan bawa modal, silakan teknologi, masalah tanah biar pemerintah yang membuka selama lima tahun pertama gratis, perizinan BKPM yang urus, supaya tidak ada lagi kesan mempersulit. Batang strategis, ada tol, stasiun kereta api, satu jam dari semarang, upahnya sangat murah sekali,” ucap Bahlil.
Selanjutnya: Dirut Mandiri beberkan alasan mengapa Indonesia lebih menarik jadi tujuan investasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News