kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dalam 6 tahun ke depan, Amerika sebut China bisa invasi Taiwan


Rabu, 10 Maret 2021 / 18:15 WIB
Dalam 6 tahun ke depan, Amerika sebut China bisa invasi Taiwan

Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. China bisa menginvasi Taiwan dalam enam tahun ke depan, karena Beijing mempercepat langkahnya untuk menggantikan kekuatan militer Amerika Serikat di Asia, Komandan Komando Indo-Pasifik AS mengatakan, Selasa (9 Maret).

Taiwan yang demokratis hidup di bawah ancaman invasi terus-menerus oleh China, yang para pemimpinnya memandang pulau itu sebagai bagian dari wilayah mereka. Dan, China telah bersumpah untuk merebut kembali Taiwan suatu hari nanti.

"Saya khawatir, mereka (China) mempercepat ambisi mereka untuk menggantikan Amerika Serikat dan peran kepemimpinan kami dalam tatanan internasional berbasis aturan pada 2050," kata Laksamana Philip Davidson, Komandan Komando Indo-Pasifik AS.

"Taiwan jelas merupakan salah satu ambisi mereka sebelum itu. Dan saya pikir, ancaman itu nyata selama dekade ini, pada kenyataannya, dalam enam tahun ke depan," ujarnya kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat AS, seperti dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: Xi Jinping: Militer China harus selalu siap menanggapi semua jenis situasi yang sulit

Taiwan memisahkan diri dari China pada akhir perang saudara pada 1949 silam. AS mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke China pada 1979, tetapi tetap menjadi sekutu tidak resmi dan pendukung militer terpenting di pulau itu.

Presiden AS sebelumnya Donald Trump merangkul hubungan yang lebih hangat dengan Taiwan saat dia berselisih dengan China tentang berbagai masalah, seperti perdagangan dan keamanan nasional.

Pangkalan AS di Guam juga jadi target

Pemerintahan Joe Biden telah menawarkan Taiwan alasan untuk optimisme bagi dukungan lanjutan, selain dari Departemen Luar Negeri AS yang pada Januari lalu menegaskan komitmen Amerika Serikat ke pulau itu "kokoh".

Duta Besar de facto Taiwan untuk AS secara resmi diundang ke pelantikan Biden sebagai Presiden AS, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak 1979.

Baca Juga: Kirim pesan ke China, Taiwan: Kami tak bakal biarkan satu inci pun tanah kami hilang

China juga telah membuat klaim teritorial yang luas di Laut China Selatan yang kaya sumber daya, dan bahkan mengancam Pulau Guam, Davidson menggarisbawahi.

"Guam adalah target hari ini," dia memperingatkan, mengingat militer China merilis video simulasi serangan di sebuah pangkalan militer yang sangat mirip dengan fasilitas AS di Diego Garcia dan Guam.

Davidson meminta anggota parlemen untuk menyetujui pemasangan peluncur anti-rudal Aegis Ashore di Guam, yang mampu mencegat rudal China paling kuat dalam penerbangan.

"Guam perlu dipertahankan dan perlu dipersiapkan untuk ancaman yang akan datang di masa depan," tegas Davidson.

Selain sistem pertahanan rudal Aegis lainnya yang ditujukan untuk Australia dan Jepang, Davidson meminta anggota parlemen untuk menganggarkan persenjataan ofensif "untuk memberi tahu China bahwa biaya dari apa yang mereka upayakan terlalu tinggi".

Selanjutnya: China tegas menghalangi kemerdekaan Taiwan, namun mengupayakan hubungan damai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×