Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Nama saudara perempuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un hilang dari daftar baru Politbiro Partai Buruh yang berkuasa, menimbulkan pertanyaan tentang statusnya setelah beberapa tahun pengaruhnya meningkat.
Partai Buruh mengadakan pemilihan pada Minggu (10/1) untuk Komite Sentralnya di Kongres ke-8, yang memetakan tujuan kebijakan diplomatik, militer, dan ekonomi Korea Utara selama lima tahun ke depan.
Kim Yo Jong, saudara perempuan Kim Jong Un, tetap menjadi anggota Komite Sentral tetapi tidak termasuk dalam Politbiro, mengacu daftar yang kantor berita Korea Utara, KCNA, rilis pada Senin (11/1), seperti dikutip Reuters.
Pada 2017, Kim Yo Jong menjadi wanita kedua dalam patriarki Korea Utara yang bergabung dengan Politbiro, setelah bibinya Kim Kyong Hui.
Badan intelijen Korea Selatan mengatakan pada Agustus tahun lalu, Kim Yo Jong adalah "orang kedua secara de facto" bagi kakaknya.
Baca Juga: Kim Jong Un resmi terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Partai Buruh Korea Utara
Baca Juga: Siap jadi ancaman, Korea Utara tingkatkan kemampuan rudal berdaya jangkau 15.000 km
Ketidakhadiran Kim Yo Jong dari daftar Politbiro terjadi beberapa hari setelah dia naik podium kepemimpinan untuk pertama kalinya bersama 38 eksekutif Partai Buruh saat kongres bergulir.
"Masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang statusnya, karena dia masih anggota Komite Sentral dan ada kemungkinan dia telah mengambil posisi penting lainnya," kata Lim Eul-chul, profesor studi Korea Utara di Universitas Kyungnam, Seoul, kepada Reuters.
Michael Madden, ahli kepemimpinan Korea Utara di Stimson Center yang berbasis di Amerika Serikat, mengatakan, Kim Yo Jong menikmati pengaruh tertinggi pada kebijakan, terlepas dari apakah dia berada di Politbiro atau tidak.
“Kita sudah terbiasa melihatnya dalam peran yang lebih publik, tetapi akar politik Kim Yo Jong dan pengalaman karier formatifnya ada di belakang layar, tidak duduk di panggung mendengarkan pidato,” ujarnya kepada Reuters.
Selanjutnya: Kim Jong Un: AS musuh terbesar dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kami
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News