kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Cost to income ratio perbankan diyakini turun tahun ini


Kamis, 18 Februari 2021 / 08:45 WIB
Cost to income ratio perbankan diyakini turun tahun ini

Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang menyerang ekonomi sejak awal tahun 2020, membuat upaya efisiensi perbankan terganggu. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sepanjang tahun 2020 rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perbankan meningkat dari 79,58% pada 2019 menjadi 86,55%. 

Bukan hanya BOPO saja, rasio efisiensi lain seperti Cost to Income Ratio (CIR) beberapa bank juga mencatatkan kenaikan. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya mengamini kalau CIR di tahun 2020 tercatat sebesar 45,40% atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 40,03%. 

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan peningkatan CIR tersebut tidak terlepas dari restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 yang dilakukan BRI. Walhasil, pendapatan perseroan pun menurun akibat perlambatan kredit dan besarnya restrukturisasi yang dilakukan. 

Baca Juga: Gandeng bank swasta dan Himbara, Bio Farma siap amankan vaksin Covid-19

Misalnya saja, pada tahun 2020 total pendapatan operasional BRI tercatat -1,9% year on year (yoy) menjadi Rp 152,6 triliun. Sementara itu, beban operasional tercatat meningkat sebanyak 11% dari Rp 44,96 triliun di tahun 2019 menjadi Rp 49,93 triliun akhir 2020 lalu. 

Meski begitu, bank nomor wahid ini optimis CIR akan mulai melandai tahun ini. Perseroan juga sudah menyiapkan sederet strategi untuk menekan laju CIR, salah satunya lewat digitalisasi proses bisnis. "Dengan digitalisasi ini diharapkan proses bisnis akan semakin efisien dan efektif," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (17/2). 

Selain itu, bank bersandi bursa BBRI ini juga akan melakukan efisiensi biaya dana dengan fokus meningkatkan dana murah (CASA) yang didukung dengan platform simpanan berbasis digital.

Termasuk melakukan pengembangan micropayment system. "Kami harapkan CIR BRI di tahun ini dapat turun ke level 40% dan ke depannya kami berupaya menjaga level CIR pada kisaran 30%-35%," imbuh Aestika. 

Baca Juga: Bank swasta dan Himbara siap biayai produksi vaksin Covid-19

Walau demikian, beberapa bank tetap mencatatkan penurunan CIR secara tahunan. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya membukukan CIR pada level 37,4% per akhir 2020 turun sebanyak 6,3% dari posisi setahun sebelumnya. 

Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menjelaskan, penurunan itu sejatinya sejalan dengan efisiensi yang dilakukan perseroan sepanjang tahun lalu. Tercermin cari beban operasional yang tercatat sebesar Rp 29,3 triliun di tahun 2020, menurun 3,1% secara yoy. 

Akan tetapi, secara kuartalan sejatinya CIR BCA tetap meningkat sebesar 5,3%. Meski demikian, posisi itu sudah jauh menurun ketimbang lonjakan di kuartal I 2020, kala itu CIR BCA sempat menembus level 51,8%. 

Vera memaparkan, pihaknya akan tetap berupaya meningkatkan efisiensi biaya di tahun ini. Terutama dari segi biaya operasional. "BCA juga memanfaatkan pengembangan teknologi secara konsisten, untuk mendukung perbaikan proses dan efisiensi biaya operasional," terangnya. 

BCA bukan satu-satunya yang berhasil menekan laju CIR tahun lalu. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga berhasil lakukan hal serupa. 

Baca Juga: Di tengah pandemi, laba Bank Mega (MEGA) justru tumbuh 50% tahun lalu

Merujuk laporan keuangan Bank BTN, posisi CIR perseroan di tahun 2020 lalu tercatat sebesar 53,85% menurun dari periode setahun sebelumnya 58,08%. Meski lebih tinggi dibandingkan bank besar lainnya, Plt. Direktur Utama Bank BTN Nixon Napitupulu menjelaskan penurunan itu banyak disumbang oleh efisiensi yang dilakukan perusahaan. 

Sepanjang tahun lalu, Bank BTN memang tengah berupaya menekan biaya dana. Hasilnya, cost of fund (CoF) BTN turun ke level 4,79%. Posisi terendah sepanjang sejarah perusahaan. 

Walau tidak mematok target, pada tahun-tahun ke depan bank spesialis perumahan ini memastikan CIR akan terus mengalami penurunan. Salah satunya lewat peningkatan dana murah dan juga efisiensi kantor cabang serta optimalisasi digital. 

Selanjutnya: Bank DKI terus lanjutkan upaya transformasi digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

×