kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.211   70,15   0,98%
  • KOMPAS100 1.108   13,11   1,20%
  • LQ45 880   13,40   1,55%
  • ISSI 221   1,38   0,63%
  • IDX30 450   7,23   1,63%
  • IDXHIDIV20 541   6,43   1,20%
  • IDX80 127   1,62   1,29%
  • IDXV30 135   0,66   0,50%
  • IDXQ30 149   1,87   1,27%

China Rilis Ponsel Canggih, Amerika Ketar-Ketir


Minggu, 10 September 2023 / 09:20 WIB
China Rilis Ponsel Canggih, Amerika Ketar-Ketir
ILUSTRASI. Perang di sektor teknologi antara China dan Amerika Serikat (AS) semakin memanas beberapa waktu terakhir.

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

China dilaporkan tengah bersiap untuk meluncurkan dana investasi baru senilai US$ 40 miliar yang didukung oleh pemerintah untuk memberikan subsidi industri semikonduktornya. 

Saat ini, China mencoba mengejar AS dan negara pesaing lainnya dalam perlombaan untuk mendominasi produksi chip kelas atas. 

Melansir laporan Reuters yang mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, investasi senilai sekitar US$ 40 miliar ini kemungkinan merupakan yang terbesar dari tiga investasi yang diluncurkan oleh Dana Investasi Industri Sirkuit Terpadu China, yang juga dikenal sebagai Big Fund.  

Mengutip Fox News, Target dana tersebut lebih besar dibandingkan dana serupa yang diluncurkan pada tahun 2014 dan 2019 dan dilaporkan akan memfokuskan investasi pada peralatan yang digunakan dalam pembuatan chip canggih. 

Presiden China Xi Jinping telah mendorong negaranya untuk mencapai swasembada semikonduktor ketika AS dan sekutu-sekutunya berusaha membatasi akses negara tersebut terhadap chip-chip canggih. 

AS dan sekutunya khawatir, pemerintah China dapat menggunakannya untuk mempercepat modernisasi militer dan penindasan internal lebih lanjut.  

Peluncuran yang dilaporkan ini juga merupakan perlawanan terhadap Undang-Undang CHIPS bipartisan pemerintah AS, yang memberikan subsidi manufaktur senilai US$ 39 miliar yang bertujuan untuk meningkatkan produksi chip kelas atas dalam negeri. 
Baca Juga: Perang Chip Memanas, Ini Strategi Terbaru China untuk Melawan AS

Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda telah menerapkan serangkaian kontrol ekspor dalam beberapa tahun terakhir yang bertujuan untuk mencegah perusahaan-perusahaan China untuk memperoleh peralatan yang diperlukan untuk memproduksi jenis semikonduktor paling canggih, seperti yang digunakan untuk menggerakkan model kecerdasan buatan atau memandu sistem senjata presisi. 

Pembatasan perdagangan tersebut dilaporkan mendorong perusahaan raksasa telekomunikasi China Huawei untuk memperoleh dana pemerintah sebesar US$ 30 miliar. 

Dana ini ditujukan untuk membangun jaringan bisnis manufaktur semikonduktor, yang beroperasi dengan nama berbeda, yang berpotensi berfungsi sebagai solusi untuk pengendalian ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×