kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

China: Fakta membuktikan, AS pendorong terbesar militerisasi di Laut China Selatan


Selasa, 24 November 2020 / 19:05 WIB
China: Fakta membuktikan, AS pendorong terbesar militerisasi di Laut China Selatan

Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - MANILA. Kedutaan Besar China di Filipina mengecam kehadiran Amerika Serikat (AS) karena telah menciptakan kekacauan di Asia, setelah sejumlah utusan Gedung Putih mengunjungi negara-negara yang sedang berselisih dengan Tiongkok.

Kedutaan Besar China menyebutkan, AS mendekat ke wilayah Laut China Selatan dan menebar narasi bahwa negeri tembok raksasa menggunakan tekanan militer untuk memajukan kepentingannya.

"Itu menunjukkan, kunjungannya ke kawasan ini bukan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas kawasan, tapi untuk menciptakan kekacauan di kawasan dalam rangka memenuhi kepentingan egois AS," kata Kedutaan China dalam pernyataan Senin (23/11), seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Tegang dengan India, China berencana kirim lebih banyak jet J-16 ke wilayah barat

Senin kemarin, Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien melakukan kunjungan ke Manila. Ia menggarisbawahi komitmen AS untuk Taiwan dan memberi tahu Filipina dan Vietnam, negara-negara yang sama-sama berselisih dengan China, bahwa negeri uak Sam ada bersama mereka.

China merasa AS harus berhenti menghasut konfrontasi di Laut China Selatan serta berhenti membuat pernyataan yang tidak bertanggungjawab tentang masalah Taiwan dan Hong Kong. Sebab, itu semua murni urusan dalam negeri China.

Sementara O'Brien memperingatkan China bahwa mereka akan menghadapi serangan balik jika mencoba menggunakan kekuatan militer untuk menekan Taiwan.

Hubungan China dan AS belakangan semakin menegang, bahkan perang dunia selanjutnya bisa pecah antara dua poros yang mereka pimpin. Medan tempurnya adalah Laut China Selatan.

Baca Juga: Angkatan Laut Rusia awasi manuver kapal destroyer AS di Laut Hitam

Saat ini, China mengklaim 90% Laut China Selatan termasuk wilayah yang diklaim oleh Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam. Padahal, pengadilan internasional pada 2016 memutuskan, klaim luas China, berdasarkan peta historisnya, tidak sejalan dengan hukum internasional.

Keadaan ini semakin buruk sejak AS berulang kali mengirimkan kapal perang mereka ke jalur perairan strategis di Laut China Selatan demi menunjukkan kebebasan navigasi di wilayah tersebut.

"Fakta telah membuktikan bahwa AS adalah pendorong terbesar militerisasi (di Laut China Selatan). Mereka adalah faktor eksternal paling berbahaya," sebut Kedutaan Besar China untuk Filipina.

Selanjutnya: Jaga perbatasan di Tibet, China kirim kendaraan serbu dan drone

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×