Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Song telah menjalani karantina terpusat selama sembilan hari di rumah sakit darurat dan salon kecantikannya belum dibuka kembali.
Sementara itu, melansir Reuters, pihak berwenang China telah melonggarkan beberapa pembatasan COVID terberat di dunia ke berbagai tingkat dan melunakkan nada mereka terhadap ancaman virus. Dengan harapan, banyak orang dapat menandai perubahan yang lebih nyata menuju keadaan normal tiga tahun setelah pandemi.
"Ini mungkin langkah pertama menuju pembukaan kembali," kata Hu Dongxu, 27 tahun, kepada Reuters saat dia menggesekkan kartu perjalanannya untuk memasuki stasiun kereta api di Beijing.
Saat mereka menunggu berita, beberapa orang, khawatir virus sekarang mungkin menyebar lebih cepat. Mereka bergegas membeli kit antigen COVID dan obat demam. Hal itu mendorong regulator pasar mengeluarkan peringatan terhadap penimbunan dan kenaikan harga.
Kedua bandara kota itu juga tidak lagi mewajibkan orang melakukan tes untuk memasuki terminal, lapor media pemerintah, meskipun tidak ada indikasi perubahan aturan untuk tes negatif sebelum naik ke pesawat.
Baca Juga: Langka Terjadi, Xi Jinping Melunak Soal COVID-19
Pelonggaran aturan itu terjadi setelah serangkaian protes bulan lalu yang menandai ketidakpuasan publik terbesar di China daratan sejak Presiden Xi Jinping berkuasa pada 2012.
Sementara aksi unjuk rasa telah mereda, kerumunan mahasiswa di sebuah universitas di kota Nanjing meneriakkan protes pada hari Senin terhadap kebijakan COVID di kampus mereka, menurut video di Twitter. Reuters mengonfirmasi bahwa rekaman itu diambil di Nanjing Tech University.
China mungkin akan mengumumkan 10 langkah pelonggaran baru pada hari Rabu, kata dua sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News