kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Chairul Tanjung Akan Konsolidasikan Bank-Bank Miliknya, Bank Mega Jadi Induknya


Rabu, 12 Januari 2022 / 05:15 WIB
Chairul Tanjung Akan Konsolidasikan Bank-Bank Miliknya, Bank Mega Jadi Induknya

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

Saat ini, Allo Bank masih mempersiapkan aplikasi ini agar saat ketika  diluncurkan nanti sudah benar-benar siap. Saat ini aplikasi sudah diujicobakan kepada 43.000 pengguna dari internal perusahaan dan akhir bulan akan ditambah menjadi 200.000. 

CT menjelaskan, Allo Bank nantinya akan memiliki keunggulan dibanding bank digital lainnya. Bank ini mengusung konsep one for all dan all for one.  Seluruh ekosistem yang ada di CT Corp akan terintegrasi dengan Allo Bank.

Misalnya, nasabah bisa berbelanja secara online dan offline di Transmart, nasabah bisa masuk media digital grup ini lewat aplikasi Allo Bank dan buka rekening Bank Allo juga akan bisa dilakukan lewat digital media tersebut. 

Baca Juga: Saham Grup Salim dan CT Corp Jadi Jawara Grup Konglomerasi Sepanjang 2021

"Dalam ekosistem kami nanti ada namanya membership. Kalau seseorang terdaftar jadi member di salah satu ekosistem kami maka dia akan terkoneksi dengan ekosistem yang lainnya. Ini akan kami koneksikan secara bertahap hingga pada akhir tahun semua ekosistem di grup sudah terkoneksi ke Allo Bank," kata CT.

Menurut CT, kekuatan sebuah bank digital ditentukan beberapa faktor. Pertama, kekuatan teknologi dan platform. Untuk mencipatakan teknologi dan aplikasi yang handal, tim development CT Corp bekerjasama dengan bank digital terbesar di dunia yang sudah berkiprah selama 8 tahun dengan 200 juta costumer. 

Bank digital dunia itu membantu CT Corpora dalam proses pengembangan sistem teknologi Allo Bank baik dari sisi software dan hardware. Hanya saja, CT tidak bersedia menyebut nama bank digital tersebut.

"Kerjasama kami sudah 2 tahun. Memang kami terganggu dengan adanya pandemi karena  membatasi moving antara tim kami ke negara asal bank ini dan begitu sebaliknya. Itu yang membuat kami butuh waktu lebih panjang dari perencanaan sebelumnya," jelas CT.

Kedua, ekosistem. CT bilang, CT Corpora sebetulnya sudah punya ekosistem yang cukup luas. Perusahaan punya jaringan ritel seperti Transmart, Food and Beverage, media, dan lain-lain. Namun, di era digital, kolaborasi merupakan kunci kesuksesan karena sekuat apapun ekosistem sebuah perusahan tetap mereka membutuhan ekosistem lainnya. 

Itu sebabnya, CT Corp mengundang investor lain masuk ke Allo Bank. Menurutnya,  jika ekosistem offline  CT Group dan Salim Group digabung maka dapat dipastikan Allo Bank menjadi bank dengan ekosistem paling besar di Indonesia. 

Potensi bisnis dari ekosistem fisik dinilai masih belum cukup membawa Allo Bank menjadi bank besar. Itu sebabnya, CT juga mengudang partner yang punya ekosistem digital seperti Bukalapak, Traveloka dan Grab. 

"Kehadiran ekosistem digital ini membuat ekosistem Allo Bank lengkap. Kalau hanya ekosistem fisik tentu ada kelemahannya, begitu juga dengan ekosistem digital sehingga ketika digabungkan akan menjadi kekuatan besar kami," ujar CT. 

CT menambahkan, bank digital tetap membutuhkan bank lainnya yang bersifat tradisional sebagai core bisnisnya. Dia menilai, Allo Bank beruntung satu afiliasi dengan Bank Mega.

Dengan adanya bank tradisional ini, nasabah Allo Bank akan semakin dimudahkan manakala membutuhakan layanan ATM dan layanan offline lainnya. "Jadi bergabungnya layanan bank digital dengan bank konvensional akan menciptakan kepercayaan nasabah," imbuhnya.

Baca Juga: Allo Bank Luncurkan Aplikasi Allo Maret Nanti, Bidik 10 Juta Nasabah di Tahun Pertama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

×