kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Chairul Tanjung Akan Konsolidasikan Bank-Bank Miliknya, Bank Mega Jadi Induknya


Rabu, 12 Januari 2022 / 05:15 WIB
Chairul Tanjung Akan Konsolidasikan Bank-Bank Miliknya, Bank Mega Jadi Induknya

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pengusaha Chairul Tanjung secara khusus tampil untuk memperkenalkan bank digital miliknya, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI). Allo Bank jadi buah bibir, terutama pergerakan sahamnya. Dalam setahun terakhir, kapitalisasi pasar bank yang baru resmi dicaplok CT lewat Mega Corpora pada Maret 2021 telah meroket. 

Saham BBHI terbang seiring dengan isu kehadiran investor strategis  yang kemudian terjawab pada Desember lalu. Bukalapak, Salim Group, Traveloka, dan Grab hadir menjadi investor bank ini lewat rights issue yang masih berproses saat ini. Saham para investor ini akan dikunci selama tiga tahun sehingga mereka tidak bisa cabut begitu saja. 

Kehadiran Allo Bank ini akan memperkuat dekapan pengusaha yang akrab disapa CT ini di industri perbankan. Mega Corpora sudah punya bank trandisional yang lebih besar yakni PT Bank Mega Tbk. Mega Corpora sekaligus menjadi pemilik saham di beberapa bank daerah diantaran menggenggam 24,9% saham Bank Sulteng,  24,08% saham Bank Sulutgo dan telah menyetor investasi Rp 100 miliar di Bank Bengkulu pada akhir 2020.

Baca Juga: Chairul Tanjung dan Bukalapak Akan Bikin Perusahaan E-Commerce Grocery

Dalam aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), konsolidasi perbankan juga bisa dilakukan lewat skema Kelompok Usaha Bank (KUB). Bank-bank kecil bisa menginduk pada satu bank besar sebagai inangnya sehingga modal intinya cukup minimal Rp 1 triliun saja.

Oleh karena itu, bank-bank dalam dekapan CT akan membentuk KUB. "Bank Allo tidak akan dimerger dengan Bank Mega. Bank di bawah Mega Corpora akan membentuk KUB dimana Bank Mega akan jadi leading banknya," ungkap CT saat konferensi pers, Selasa (11/10).

Dengan KUB tersebut, lanjut CT,  Bank Mega dan Allo Bank akan melakukan kolaborasi yang erat dengan bank-bank daerah. BPD yang sudah dimasuki Mega Corpora akan dibantu ke depan untuk punya layanan digital agar bisa berkembang dalam melayani nasabahnya. 

Proses masuknya Mega Corpora ke Bank Bengkulu belum rampung. CT mengatakan, prosesnya butuh waktu karena memang ada perubahan peraturan yang berlaku di OJK. Sebelumnya, Pemprov Bengkulu sudah menyetujui Mega Corpora bisa mengambil saham Bank Bengkulu maksimal 26%. 

Ke depan, Mega Corpora masih membuka kemungkinan untuk masuk ke bank-bank daerah lain. Namun, CT menegaskan, pihaknya tidak berencana untuk membeli BPD tersebut melainkan hanya untuk tujuan kolaborasi saja.  

Bangun Sistem Teknologi Aplikasi Allo Bank 

Allo Bank akan meluncurkan aplikasi Allo pada Maret 2022 untuk menjalankan operasionalnya sebagai bank digital. Saat ini aplikasi tersebut masih dalam tahap ujicoba kepada karyawan CT Group. 

Menurut CT , ekosistem CT Group yang luas dan ditambah dengan ekosistem dari investor strategis Allo Bank yang lain akan menjadi kekuatan BBHI dalam menjalankan bisnisnya sebagai bank digital. 

Dengan ekosistem yang luas itu, Allo Bank menargetkan bisa memiliki 10 juta costumer pada tahun pertama sejak aplikasi tersebut diluncurkan.

"Target market kami bukan hanya millenial tetapi tetapi semua segmen. Target kami, satu minggu pertama setelah peluncuran bisa mencapai 1 juta pengguna dan satu tahun pertama 10 juta costumer. Membidik costumer tidak dilakukan secara paksaan tetapi dengan insentif seperti berbelanja di Transmart dapat diskon," jelas CT.

Baca Juga: Bukalapak, Salim, Traveloka dan Grab Lockup Saham Allo Bank (BBHI) 3 Tahun



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×