Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten di sektor kesehatan diperkirakan mengalami pertumbuhan laba bersih yang solid pada kuartal III-2024, didukung oleh stabilitas intensitas pasien dan strategi optimalisasi biaya.
Analis BRI Danareksa Ismail Fakhri dan Wilastita Muthia mencermati pada kuartal III-2024, intensitas pasien rumah sakit menunjukkan kestabilan sebab lebih sedikitnya hari libur pada periode tersebut, antara lain 63 hari kerja. Sedangkan pada semester I 2024 sebanyak 55 hari kerja.
"Kemudian dikombinasikan dengan strategi optimalisasi biaya yang berkelanjutan akan menghasilkan margin EBITDA yang stabil dengan proyeksi rata-rata 26% serta pertumbuhan laba yang solid pada kuartal III-2024," tulis mereka dikutip pada Minggu (27/10).
Baca Juga: Ada Pengendali Baru, Cermati Rekomendasi Saham Siloam (SILO)
Selain itu, periode kuartal III tidak ada tanda-tanda kenaikan dalam kasus tertentu.
BRI Danareksa melakukan pemantauan terhadap metrik polusi udara dan menemukan bahwa tidak ada perubahan pada situasi terkini di Jabodetabek. Pun, tidak ada tanda-tanda peningkatan kasus tertentu di rumah sakit selama periode tersebut
Di bandingkan pada tahun 2023, situasi polusi udara yang memburuk, dan peningkatan suhu global secara keseluruhan akibat fenomena El Nino, sehingga mengakibatkan terjadi peningkatan kasus pernapasan.
Dengan faktor ini, BRI Danareks menilai pendapatan masing-masing emiten bakal sesuai target perusahaan.
BRI Danareksa menproyeksi pendapatan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) dan PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) akan tetap sesuai rencana. Untuk HEAL, di September 2024 estimasi pendapatannya akan mencapai Rp 4,9 triliun atau tumbuh 16,3%. Kemudian laba bersihnya diestimasikan sebesar Rp 507 miliar.
Baca Juga: Aturan Baru JKN Jadi Sentimen Positif, Cek Rekomendasi Saham HEAL, MIKA dan SILO
Untuk akhir tahun pendapatan HEAL diproyeksi memperoleh Rp 6,6 - Rp 6,7 triliun dengan Margin EBITDA sekitar 28,7%.
Untuk SILO, pendapatan diproyeksi akan bertumbuh 10%-15% dengan margin EBITDA yang disesuaikan sebesar 29-30% terhadap pendapatan bersihnya.
Sementara PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) diproyeksi bakal ada potensi penurunan dalam volume kuartal ketiga karena basis yang lebih tinggi.
Namun pencapaian pendapatan akan tetap sejalan dengan proyeksi perusahaan, yakni tumbuh 15% didorong oleh intensitas yang lebih baik dalam campuran pasien swasta. Kemudian pada akhir tahun, pendapatan MIKA diproyeksi mencapai Rp 4,98 triliun dan laba bersih Rp 1,2 triliun.