Reporter: Adrianus Octaviano, Benedicta Prima, Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Pembatasan mudik Lebaran memang ditujukan untuk bisa mengurangi kasus positif Covid-19. Namun bukan berarti yang tidak mudik akan aman dari serangan virus itu.
Kegiatan saat libur Lebaran tetap bisa mengancam jika masyarakat tak menjaga protokol kesehatan. Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada beberapa aktivitas di momentum libur Lebaran berpotensi besar menularkan virus korona. Salah satunya adalah aktivitas belanja kebutuhan Lebaran di pasar.
Biasanya orang di saat libur lebaran berburu kebutuhan lebaran seperti daging, ketupat, sayur, dan sebagainya. Terkadang masyarakat tidak segan untuk berada di tempat yang penuh kerumunan demi mendapatkan bahan-bahan kebutuhan lebaran yang murah.
Alhasil, pemerintah perlu turun tangan untuk mengantisipasi hal seperti itu.
Baca Juga: Pesan Menag Yaqut Cholil Qoumas sambut peringatan kenaikan Isa Almasih
Operasi pasar perlu dilakukan. Pemerintah harus memastikan produk-produk kebutuhan lebaran yang murah dapat didistribusikan dengan baik ke berbagai tempat. Ini penting supaya masyarakat tidak datang ke satu tempat yang sama, ungkap dia, Senin (10/5).
Selain itu, aktivitas beribadah salat Idul Fitri juga berpotensi menimbulkan klaster penyebaran Covid-19 jika tidak ada antisipasi yang baik. Idealnya, jika salat Ied berjamaah tetap ingin dilaksanakan, aktivitas tersebut baiknya dilakukan di tempat terbuka (outdoor) dan harus dengan sirkulasi udara yang aman.
Orang yang pergi salat ied di luar sebaiknya wudhu dari rumah, tidak keluyuran, tidak bergerombol, dan tidak usah salaman supaya terhindar dari virus, terang Dicky.
Selain itu, aktivitas halal bihalal dan open house juga rawan akan penyebaran virus korona. Sebaiknya, aktivitas tersebut tidak digelar secara langsung, melainkan cukup melalui sarana virtual.
Baca Juga: Jaga integritas, ASN Kemenkeu dilarang menerima parsel terkait perayaan Idul Fitri
Kalaupun halal bihalal tetap dilaksanakan, idealnya hanya melibatkan keluarga sendiri dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan tidak berlama-lama saat acara.
Direktur Panca Budi Idaman, Lukman Hakim memutuskan beribadah saat Lebaran di rumah saja demi menghindari risiko penyebaran Covid-19. Ia juga lebih memilih bersilaturahmi secara virtual dengan saudara-saudara maupun teman-temannya yang ikut merayakan Idul Fitri.
Direktur PT Reasuransi Maipark Indonesia Heddy Agus mengaku di Lebaran nanti, dirinya bersama keluarga hanya berkumpul dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Kegiatan biasanya maaf-maafan antar saudara. Juga dengar nasehat atau komentar ibu. Tapi dengan acara lebaran dan kegiatan lain kita sangat memperhatikan protokol kesehatan menjaga 6M dan memakai masker dobel, ujar Heddy.
Baca Juga: Mengenal tradisi dan sejarah Lebaran Ketupat di Jawa
Rencananya, Heddy dan keluarga akan berkumpul di rumah kakaknya. Dan sanak-saudara masih berada di daerah Jabodetabek. sehingga tidak terlalu bermasalah dengan adanya larangan mudik.
Selain berkumpul, salah satu kegiatan yang biasa dilakukan saat Hari Raya Idul Fitri ialah menjalankan sholat Idul Fitri. Hanya saja, Heddy mengaku tidak akan melaksanakan sholat Idul Fitri di masjid, melainkan di rumah.
Sementara Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Indofarma, Herry Triyatno menjalankan sholat yang lokasinya tak jauh dari rumah.
"Pengalaman dengan banyaknya jemaah, kami hanya menggelar sajadah di depan rumah, dengan menjalankan protokol kesehatan," jelas Herry.
Selanjutnya: Sambut Lebaran, Wamendag harap dukungan untuk pemulihan kesehatan dan ekonomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News