kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bumi Resources Minerals (BRMS) pacu ekspansi pengolahan emas


Jumat, 11 Desember 2020 / 08:15 WIB
Bumi Resources Minerals (BRMS) pacu ekspansi pengolahan emas

Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) kini tengah berfokus merampungkan sejumlah rencana ekspansi di sektor tambang emas untuk beberapa tahun mendatang.

Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata mengungkapkan pemilihan emas sebagai fokus BRMS beberapa tahun kedepan dikarenakan sektor ini lebih straight forward ketimbang tembaga dimana mineralisasi dari emas telah diketahui prosesnya dan tinggalndilakukan pengeboran untuk memastikan jumlah cadangan.

"Harga emas stabil, pengembalian investasi akan lebih jelas sehingga bisa ketahui kapan dan dibanding dengan tembaga yang memiliki proses uji metarlugi yang sangat detail," jelas Suseno dalam gelaran Public Expose Virtual, Kamis (10/12).

Suseno memastikan, kendati BRMS memiliki rencana ekspansi tambang emas pihaknya juga bakal tetap memfokuskan tambang tembaga.

Salah satunya melalui rencana mengirim sampel untuk uji metarlugi tembaga ke Australia. Suseno pun memastikan, tembaga tidak akan ditinggalkan terlebih pada 2025 mendatang harga tembaga diproyeksikan akan menunjukkan sinyal kenaikan positif. Disisi lain, BRMS tercatat memiliki sejumlah rencana ekspansi untuk tahun 2021 hingga 2023 mendatang.

Baca Juga: Kontribusi penjualan emas dongkrak kinerja BRMS di kuartal III 2020

Direktur BRMS Herwin Hidayat menjelaskan rencana pertama yakni penambahan kapasitas dari kapasitas pabrik eksisting yang sebesar 500 bijih ton emas per hari.

Pabrik kedua telah dimulai pembangunannya sejak Juni 2020 dan akan berlanjut hingga Desember 2021 dengan kapasitas pengolahan bertambah sebesar 4.000 ton per hari. Selain itu, dalam pembangunan pabrik kedua ini, BRMS juga melengkapi sejumlah infrastruktur pendukung termasuk power plant. Kebutuhan investasi diperkirakan mencapai US$ 65 juta sampai US$ 70 juta.

"Pembangunan pabrik pengolahan bijih emas kedua, kapasitas 4000 bijih ton per hari tengah dibangun dengan skema pendanaan kredit investasi," jelas Herwin.

Ia melanjutkan, nantinya kapasitas pengolahan ditargetkan bertambah menjadi 8.500 bijih ton per hari lewat pembangunan pabrik pengolahan ketiga berkapasitas 4.000 bijih ton per hari.

Pembangunan pabrik ketiga akan dimulai pada Juni 2022 hingga Desember 2023 dengan kebutuhan investasi sebesar US$ 48 juta. Adapun, BRMS menargetkan pendanaan investasi pabrik ketiga bersumber dari dana hasil right issue.

Selain itu, BRMS masih memiliki sejumlah rencana ekspansi lain yakni pengeboran 1 tambang emas di Poboya, Palu pada Maret 2021 hingga September 2021 dengan estimasi cadangan dan sumber daya sebesar 5 juta bijih ton.

Selain itu, pengeboran 4 tambang emas juga akan dilakukan di Poboya, Palu pada Maret 2021 hingga Maret 2022 mendatang dengan estimasi cadangan dan sumber daya mencapai 15 juta bijih ton. Kebutuhan investasi kedua rencana ekspansi pengeboran ini mencapai US$ 23 juta ton.

Herwin memastikan sumber pendanaan diharapkan dapat dipenuhi dari dana hasil right issue.

Herwin melanjutkan, pihaknya juga turut berencana melakukan ekspansi pengeboran dua tambang emas di Motomboto, Gorontalo pada Maret 2021 hingga Maret 2022 dengan estimasi cadangan dan sumber daya sebesar 5 juta bijih ton. Kebutuhan investasi diprediksi sebesar US$ 5,25 juta dan akan berasal dari dana hasil right issue.

Disisi lain, BRMS melalui anak usaha perseoran, PT Dairi Prima Mineral juga tengah mengambil ancang-ancang untuk ekspansi pembangunan pabrik pengolahan timbal dan seng. "Memang rencananya di 2021 tim kami berusaha dapatkan pendanaan yang dibutuhkan. Rencana awal US$ 350 juta sampai US$ 400 juta dipimpin NFC China sebagai mayoritas pemilik DPM (51%)," jelas Herwin.

Herwin memastikan, rencananya pendanaan akan ditargetkan bersumber dari perbankan Cina. Dengan demikian makan cost of fund diproyeksikan akan dapat ditekan. Adapun dari kebutuhan dana tersebut, sebesar 80% atau sekitar US$ 280 juta akan bersumber dari kreditur dan sisanya 20% akan bersumber dari ekuitas dimana BRMS sebesar 49% dan 51% dari NFC China.

Herwin melanjutkan, dana right issue menjadi salah satu sumber pendanaan sejumlah rencana ekspansi kedepan. Adapun, BRMS berencana melakukan right issue 22,9 miliar lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp 70 per saham. Adapun dana yang dihimpun ditargetkan mencapai Rp 1,6 triliun. Herwin menerangkan, pihaknya memperkirakan pelaksanaan right issue pada awal tahun depan.

Selanjutnya: Bumi Resources Minerals (BRMS) bukukan kinerja apik hingga kuartal III-2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×