kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bulog akan bangun 13 modern rice milling plant (RMP) di daerah sentra produksi padi


Kamis, 04 Februari 2021 / 06:10 WIB
Bulog akan bangun 13 modern rice milling plant (RMP) di daerah sentra produksi padi

Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog berencana akan memproduksi beras sendiri yang diklaim akan memiliki kualitas premium dengan harga medium. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) menuturkan untuk merealisasikan rencana tersebut maka kini sedang dibangun 13 modern rice milling plant (RMP) di daerah yang menjadi produksi padi.

Selama ini Bulog membeli beras mayoritas dari pihak ketiga. Dimana Buwas sapaan akrabnya menyebut bahwa, hal tersebut membuat bentuk dan kualitas beras di Bulog jadi bermacam-macam.

"Tujuan membangun modern RMP di 13 wilayah produksi beras ini dengan tujuan nanti produksi gabah kita akan membeli di wilayah itu menyerap seluruh hasil panen gabah dari petani. Kita beli kita tampung melalui proses pengeringan kita simpan. Selama ini kan kita simpan di gudang biasa jadi mudah rusak perawatan yang mahal," ungkap Buwas saat Diskusi Virtual Bulog bersama Media pada Rabu (3/2).

Adapun dengan adanya modern RMP nantinya akan membuat kualitas beras produksi Bulog jadi lebih tinggi namun dengan cost yang lebih rendah lantaran produksi sendiri.

Baca Juga: Tahun ini, Bulog dapat jatah impor daging kerbau sebanyak 80.000 ton

"Kalau dengan modern RMP Bulog akan produksi beras sendiri pasti harganya lebih murah, karena bahan baku sama gabah di seluruh wilayah produksi gabah. Mesin yang kita bangun ini teknologinya bagus nanti begitu kita produksi kita hanya produksi beras premium. Kita produksi beras premium harga medium karena cost produksi premium sama medium itu sama," jelasnya.

Adapun kapasitas dari masing modern RMP nantinya akan berbeda atau tergantung dengan jumlah produksi di wilayah tersebut. Setidaknya modern RMP nantinya dapat menyerap 10% dari produksi gabah di wilayah tersebut. "Kita harus bisa serap 10% dari produksi di wilayah itu. Jadi kita bangun sebesar itu dengan harapan petaninya itu justru tidak lagi terbelenggu dengan tengkulak," ujarnya.

Dari 13 modern RMP tersebut akan dilengkapi dengan fasilitas dryer atau pengering serta silo. Rencananya setiap modern RMP akan dilengkapi dengan 3 silo maka total akan ada 39 silo dengan kapasitas satu silo ialah 2.000 ton. Maka satu modern RMP akan memiliki 6.000 ton kapasitas penyimpanan gabah.

Guna menjaga kualitas Buwas menerangkan nantinya gabah yang diserap dari petani akan dikeringkan dengan mesin dryer dan disimpan di silo. Penggilingan gabah akan dilakukan sesuai dengan permintaan pasar. Dengan skema tersebut maka kualitas beras akan terjaga tetap baik.

"Dengan modern RMP, maka gabah berasal dari mana, kapan dibeli, berapa lama disimpan kapan dikeluarkan dan ke mana itu akan tercatat dan termonitor dengan baik. Ini salah satu upaya kita bagaimana kita bisa hadir menyajikan beras yang baik dan murah," tegasnya.

Buwas menargetkan 13 modern RMP dapat terselesaikan di tahun ini. Namun Ia tak menampik adanya tantangan terutama di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini. Diantaranya ialah hambatan dalam ketersediaan SDM dalam pembangunan dan bahan baku.

"Ini persoalan-persoalan yang ngga bisa kita hindari oleh sebab itu ada keterlambatan-keterlambatan tapi saya memang tetap berusaha 2021 ini harus sudah terbangun semuanya dan sudah operasional secara keseluruhan," kata Budi Waseso.

Terkait dana pembangunan 13 modern RMP menggunakan dana penyertaan modal negara (PMN) yang ada pada tahun 2016 sebesar Rp 2 triliun. Dari evaluasi akhirnya dana tersebut diputuskan untuk pembangunan modern RMP pada 2021 ini.

"Dana itu harusnya terserap pada 2018 tapi kita evaluasi kita ubah harus digunakan untuk pembangunan yang betul-betul digunakan Bulog dan dibutuhkan masyarakat maka kami putuskan diantaranya membangun modern RMP," jelasnya.

Selanjutnya: Ini alasan Bulog tidak masuk dalam holding BUMN pangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

×