kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bukan Emas, Ini Investasi yang Paling Direkomendasikan Robert Kiyosaki


Rabu, 28 September 2022 / 00:35 WIB
Bukan Emas, Ini Investasi yang Paling Direkomendasikan Robert Kiyosaki

Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penulis buku keuangan terpopuler ‘Rich Dad, Poor Dad’ Robert Kiyosaki memperingatkan para pengikutnya bahwa akhir uang atau dolar palsu sudah dekat. 

Hal ini ditandai dengan kelangkaan koin emas dan perak di pasaran.

Mengutip Findbod, Selasa (27/9), Robert Kiyosaki menyarankan agar mengoleksi aset terbaik yang menurutnya menjanjikan yakni perak dan emas. Namun dari dua komoditas investasi ini, ia lebih menyarankan mengoleksi perak karena harga emas saat ini sudah tinggi.

Dalam sebuah tweet pada 20 September 2022, Robert Kiyosaki menyarankan agar investor tetap aman dengan berinvestasi di perak yang dia catat kemungkinan akan reli menuju US$ 500.

Baca Juga: Peringatkan Kehancuran Ekonomi AS, Robert Kiyosaki Sarankan Investasi di 3 Aset Ini

“Menelepon Jerry Williams, dealer emas dan perak tepercaya saya. Dia berkata, Saya tidak bisa mendapatkan koin emas atau perak. Mint tidak akan menjual saya lagi. Bagi saya ini berarti akhir dari FAKE US$ telah tiba," ujar Robert Kiyosaki.

Seperti yang dinyatakan dalam tweet sebelumnya, harga perak akan menuju ke level US$ 100 hingga US$ 500. 

"Dapatkan beberapa aset ini. Lindungi dirimu sendiri dari kehancuran pasar,” kata Kiyosaki.

Sikap bullish Kiyosaki pada perak muncul setelah dia sebelumnya menyatakan bahwa emas itu mahal, menjadikannya aset investasi yang tidak diinginkan dalam kondisi pasar saat ini.

Baca Juga: Elon Musk Mengajarkan Pelajaran Kepemimpinan dalam Dua Kalimat

Pada saat yang sama, dalam sebuah tweet pada 25 September, Kiyosaki mengulangi keberatannya terhadap kebijakan Federal Reserve dalam upaya untuk menahan inflasi yang meroket.

Dia percaya bahwa The Fed bertanggung jawab atas kenaikan inflasi, dengan lembaga tersebut beralih ke kenaikan suku bunga.



TERBARU

×