Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Sedangkan, mereka yang berusia antara 0 dan 4 tahun menyumbang sekitar 2 persen. "Secara keseluruhan, temuan kami menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja mungkin memiliki perjalanan penyakit yang lebih ringan dibandingkan dengan orang dewasa dengan Covid-19," jelas para peneliti CDC.
Mengingat tingginya prevalensi dan fakta bahwa mayoritas anak-anak tidak memiliki gejala Covid-19 yang khas, maka penyelidikan, peningkatan kewaspadaan, skrining inovatif, dan pengujian terhadap anak-anak yang bersekolah harus sering dilakukan. Sebab, alat dan prosedur skrining rutin seperti pemeriksaan suhu mungkin kurang efektif.
Baca juga: Bergejala Covid-19 tapi takut periksa? Coba simak kata epidemiolog
Para peneliti juga mengungkapkan bahwa temuan studi mereka dapat memandu pemanfaatan sumber daya dan upaya mitigasi oleh otoritas kesehatan setempat, terutama di daerah dengan prevalensi Covid-19 yang tinggi.
"Pendekatan inovatif seperti pengawasan sentinel, pengujian acak anak-anak dan guru, dan memberikan pendidikan maupun pelatihan tentang penggunaan oksimeter denyut non-invasif yang tepat dapat mengurangi penyebaran Covid-19 di antara anak-anak," imbuh mereka.
Ingat, pandemi Covid-19 belum berakhir. Waspadai beragam gejala penyakit yang bisa terjadi pada anak-anak, karena bisa jadi hal itu merupakan akibat infeksi Covid-19.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banyak Anak yang Terinfeksi Covid-19 Tanpa Demam, Ini Penjelasannya",
Penulis : Ryan Sara Pratiwi
Editor : Lusia Kus Anna
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Penelitian CDC, gejala Covid-19 pada anak-anak bukan demam atau pilek
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News