kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bisnis solusi dokumen sumbang 42% bagi Astragraphia (ASGR) di kuartal III-2021


Senin, 01 November 2021 / 07:45 WIB
Bisnis solusi dokumen sumbang 42% bagi Astragraphia (ASGR) di kuartal III-2021

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Graphia Tbk atau Astragraphia (ASGR) mencetak pendapatan bersih senilai Rp 1,99 triliun hingga periode Q3-2021. Segmen solusi dokumen masih menjadi kontributor terbesar bagi emiten Group Astra di lingkup bisnis printing dan digital services ini.

Chief of Corporate Secretary, Legal, & Corporate Communications Astragraphia Melinda Pudjo membeberkan, terjadi fluktuasi dari masing-masing segmen bisnis ASGR. Dia merinci, per September 2021 solusi dokumen menyumbang hingga 42% terhadap total pendapatan ASGR. Disusul solusi teknologi informasi sebanyak 37% dan solusi perkantoran dengan 21%.

"Sedangkan per September 2020, (kontribusi dari) solusi dokumen sebesar 36%, untuk solusi teknologi informasi 31% dan solusi perkantoran sebesar 33%," kata Melinda kepada Kontan.co.id, Minggu (31/10). 

Seperti diketahui, kinerja ASGR ditopang oleh tiga portofolio bisnis. Pertama, solusi dokumen dengan mitra eksklusif Fuji Film Business Innovation. Kedua, solusi teknologi informasi khususnya digital services, yang dijalankan oleh PT Astra Graphia Informastion Technology (AGIT). Ketiga, solusi perkantoran melalui PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI).

Baca Juga: Astragraphia (ASGR) sudah serap capex Rp 103 miliar hingga kuartal III-2021

Merujuk laporan keuangan yang diterbitkan di Bursa Efek Indonesia, ASGR mencatatkan penurunan pendapatan. Kendati begitu, ASGR tetap bisa meraih pertumbuhan laba bersih. Sepanjang sembilan bulan 2021, ASGR mencetak pendapatan bersih senilai Rp 1,99 triliun, turun 14,95% dibanding periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 2,34 triliun.

Jika dirinci, penurunan pendapatan itu terjadi akibat merosotnya penjualan barang menjadi Rp 600,9 miliar atau turun 36,85% dari raihan Q3-2020 yang sebesar Rp 951,61 miliar. Selanjutnya, pendapatan ASGR berasal dari sewa sebesar Rp 815,88 miliar, pendapatan proyek sebanyak Rp 234,36 miliar, jasa perbaikan dan pemeliharaan Rp 216,74 milair serta bahan pakai dan jasa alih daya sebesar Rp 131,29 miliar.

Seiring dengan penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan ASGR pun turun menjadi Rp 1,62 triliun atau merosot 16,49% dibandingkan Rp 1,94 triliun pada Q3-2020. Dari sisi bottom line, ASGR berhasil meriah laba bersih sebesar Rp 36,99 miliar atau tumbuh 9,86%, dibandingkan capaian per September 2020 yang sebesar Rp 33,67 miliar.

Melinda menambahkan, peningkatan laba bersih terutama dikontribusikan dari peningkatan margin laba bruto, optimalisasi biaya operasional, serta beban bunga yang lebih rendah. Lalu, biaya operasional turun sebesar 5% karena adanya perbaikan pada beberapa pos pengeluaran.

"Hal ini selaras dengan strategi manajemen untuk melakukan adaptasi, mitigasi, dan mengedepankan operational excellence dalam setiap proses di seluruh lini bisnis," jelasnya.

Mengenai proyeksi pertumbuhan hingga tutup tahun, Melinda belum memberikan penjelasan secara terperinci. Yang pasti, ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis, terutama faktor eksternal yang tidak dapat dikontrol.

"Pada prinsipnya, kami telah menetapkan beberapa langkah strategis untuk dapat tetap relevan dan mampu mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dari tahun ke tahun. Kami selalu optimis dan mengupayakan yang terbaik untuk pertumbuhan pendapatan," terang Melinda.

Di tengah pandemi yang masih melanda, Melinda mengakui bahwa kondisi bisnis di tahun 2021 masih menantang. Hal ini juga terjadi seiring kondisi perekonomian yang masih diliputi ketidakpastian.

Kendati begitu, ASGR masih melihat progres yang cukup positif dalam beberapa segmen bisnis, seperti graphic art, IT services, dan B2B ecommerce. Melinda bilang, ASGR mengusahakan agar kinerja baik tersebut dapat dipertahankan agar semakin berkontribusi bagi pertumbuhan pendapatan dan laba.

Berbarengan dengan itu, Astragraphia juga menerapkan budaya inovasi dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang berkelanjutan. Menurut Melinda, seluruh inisiatif bisnis di Astragraphia melakukan proses evaluasi kinerja melalui melalui prosedur management system secara konsisten dan berkala. 

 

"Proses pengembangan bisnis baru juga dilaksanakan untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Tidak hanya bertugas untuk menggali potensi bisnis, tapi juga mengevaluasi bisnis yang sudah berjalan dan melakukan penyesuaian strategi sesuai kondisi," pungkas Melinda.

Presiden Direktur Astragraphia Hendrix Pramana dalam keterangan tertulis sebelumnya menyampaikan bahwa untuk mengantisipasi kondisi bisnis hingga akhir tahun, dimana kondisi pelanggan masih akan terdampak oleh situasi pandemi Covid-19, Astragraphia tetap berkomitmen menghadirkan nilai tambah pada produk dan layanan.

Hal itu dilakukan agar tetap relevan dan senantiasa menjadi mitra pilihan utama pelanggan. "Keberhasilan Pemerintah dalam melakukan penanganan pandemi Covid-19 diharapkan dapat menunjang perbaikan pendapatan Astragraphia di kuartal terakhir tahun 2021," sebut Hendrix.

Selanjutnya: Laba bersih Astra Graphia (ASGR) naik 10% sampai triwulan III

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×