kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis remitansi terdampak pandemi Covid-19


Senin, 16 Agustus 2021 / 09:30 WIB
Bisnis remitansi terdampak pandemi Covid-19

Reporter: Amanda Christabel | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Situasi pandemi Covid-19 berdampak pada bisnis remitansi atau pengiriman uang antarnegara di sejumlah bank. Dengan diberlakukannya pembatasan aktivitas di luar negeri, dan periode pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Tanah Air juga turut memberikan dampak.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk misalnya. Seiring dengan berlakunya PPKM, di mana cukup banyak kantor cabang yang tutup, dampaknya cukup terasa bagi bisnis remitansi bank pelat merah berlogo pita emas ini.

“Cukup terasa khususnya di penurunan jumlah transaksi. Namun, dari sisi volume masih dapat meningkat. Secara keseluruhan, jumlah transaksi remitansi ritel menurun sekitar 5%, volume transaksi meningkat sekitar 30% di tahun 2021 ini dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya,” urai SVP Retail Deposit Products and Solution Bank Mandiri, Evi Dempowati kepada KONTAN, Kamis (12/8).

Evi menjelaskan, negara-negara yang menjadi penyumbang utama transaksi tetap remitansi berasal dari negara yang menjadi tujuan utama Pekerja Migran Indonesia (PMI) seperti Malaysia, Hong Kong, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Singapura.

Baca Juga: Dukung program pelindungan migran Indonesia, Jasindo siapkan produk asuransi

“Untuk transaksi inbound remittance, Bank Mandiri telah memiliki layanan open API gateway yang dapat digunakan oleh partner-partner Bank Mandiri untuk mempermudah akses ke layanan Bank mandiri, baik untuk partner maupun nasabah,” jelasnya.

Menurut Evi, layanan API-based ini memungkinkan Bank Mandiri untuk bekerjasama dengan lebih banyak partner terkemuka di luar negeri, dengan dibantu keberadaan Kantor Luar Negeri Bank Mandiri untuk menjangkau lebih banyak diaspora dan PMI di berbagai negara.

 

Dengan inisiatif tersebut, Bank Mandiri dapat memberikan layanan remitansi untuk nasabah melalui jaringan Bank Mandiri di Indonesia maupun luar negeri. “Tahun ini, bisnis remitansi ritel kami targetkan tumbuh fee-based income sebesar sekitar 5-7% dibandingkan tahun lalu,” tutup Evi.

Senada, PT Bank Central Asia (Persero) Tbk per semester pertama 2021 juga mencatatkan penurunan transaksi remitansi sebesar 8% secara year to date (ytd), atau menjadi sebesar Rp 36,1 triliun.

Namun, Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn menjelaskan bahwa jika melihat secara quarter on quarter (qoq), transaksi remitansi BCA tumbuh 9,9% qoq.



TERBARU

×