kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.945.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.294   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.595   61,30   0,81%
  • KOMPAS100 1.081   11,41   1,07%
  • LQ45 798   5,32   0,67%
  • ISSI 254   -0,26   -0,10%
  • IDX30 413   3,86   0,94%
  • IDXHIDIV20 472   5,24   1,12%
  • IDX80 120   0,68   0,57%
  • IDXV30 126   1,93   1,56%
  • IDXQ30 132   1,37   1,05%

Bisnis Fintech Bakal Kena Pajak, Begini Respons Pemainnya


Kamis, 07 April 2022 / 09:30 WIB
Bisnis Fintech Bakal Kena Pajak, Begini Respons Pemainnya

Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

Tak hanya fintech lending, PMK terbaru juga mengatur bahwa fintech seperti dompet digital juga akan dikenakan PPN 11% atas jasa mereka. Kasubdit Peraturan PPN Perdagangan, Jasa, dan PTLL Bonarsius Sipayung mencontohkan bahwa PPN tersebut bisa diberlakukan untuk layanan top up seperti biaya admin.

“Misalnya untuk konteks layanan top up-nya ada biaya misalnya Rp 1.500, yang dikenakan PPN adalah 11% dari transaksi dari 1.500 tersebut. Bukan nilai yang di top up,” ujar Bonarsius.

Menanggapi aturan tersebut, Head of Corporate Communication OVO Harumi Supit memastikan bahwa dengan adanya aturan PPN tersebut tidak akan merubah layanan apapun yang dirasa bakal memberatkan konsumen, misalnya dengan menaikkan biaya admin untuk top up.

“Saat ini layanan OVO tidak ada perubahan, jika ada maka ada disampaikan sebelumnya,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

×