kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,03   5,44   0.61%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisakah Trump dihukum jika menolak menerima kekalahan Pilpres AS?


Jumat, 06 November 2020 / 06:25 WIB
Bisakah Trump dihukum jika menolak menerima kekalahan Pilpres AS?
ILUSTRASI. Segala kemungkinan bisa terjadi dalam pemilihan presiden AS kali ini. Misalnya saja Trump menolak kekalahan di Pilpres. REUTERS/Carlos Barria

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perhitungan suara Pemilihan Presiden AS masih terus berlangsung. Data terkini, kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden unggul dari pesaingnya Donald Trump. Namun, Trump berencana untuk menggugat hasil penghitungan suara di beberapa negara bagian. Alhasil, semua kemungkinan bisa terjadi dalam pemilihan kali ini. 

Salah satunya adalah jika Presiden Donald Trump kalah, namun tak mau mengakuinya. 

Inilah beberapa skenario yang dijelaskan oleh pengamat politik AS di Australia, Dr Emma Shortis. 

Bagaimana jika Trump mengundurkan diri dan menjadikan Mike Pence presiden? 

Bisa saja terjadi. Dr Shortis mengatakan Trump bisa memenangkan pilpres, kemudian mengundurkan diri dan menyerahkan jabatan presiden kepada wakilnya Mike Pence. 

"Kita telah melihat hal itu terjadi dalam sejarah AS, ketika Presiden Richard Nixon mengundurkan diri," jelasnya. "Dengan asumsi Donald Trump menang, Mike Pence bisa menjadi presiden dan menjalankan sisa masa jabatan jika Trump mengundurkan diri," katanya. 

Baca Juga: Hasil perolehan suara Trump dan Biden sangat sengit

Pengunduran diri presiden AS paling terkenal dilakukan Presiden Nixon pada tahun 1974, dua tahun setelah skandal Watergate, dimana lima orang yang terkait dengan Partai Republik kedapatan membobol markas Partai Demokrat di Washington. 

Pengunduran diri Nixon Itu memberi jalan bagi wakil presiden Gerald Ford untuk melanjutkan masa jabatan presiden. 

Jika Biden menang tetapi kemudian meninggal dunia, bisakah Kamala Harris menjadi presiden? 

Jawabnya, bisa. Jika Joe Biden memenangkan pilpres tetapi kemudian meninggal, maka wakilnya akan menjabat sebagai presiden. Kamala Harris kemudian berkantor di Oval Office sebagai presiden wanita AS pertama hingga pilpres berikutnya. 

Baca Juga: Joe Biden kembali jadi favorit pemenang pemilu AS di situs taruhan online

Bisakah Trump menyatakan diri menang sebelum perhitungan suara melalui pos? 

Dr Shortis mengatakan Trump bisa melakukan hal itu, tapi itu jelas bukan taktik yang sah. "Tidak ada yang bisa menghentikan Trump untuk mengklaim seperti itu. Meski tidak benar, seperti banyak hal yang dia katakan, tapi Trump bisa membuat pengumuman seperti itu," jelasnya. 

"Trump sebelumnya telah mengatakan jika hasil perhitungan suara begitu ketat, maka dia akan menyatakan diri sebagai pemenang." 

Baca Juga: Donald Trump atau Joe Biden jadi Presiden AS, ini plus minusnya bagi Indonesia

Dr Shortis mengatakan demokrasi Amerika saat ini berada dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya terkait dengan apa yang bisa terjadi di saat suara dihitung minggu ini. 

"Konstitusi Amerika Serikat sangat jelas mengatur tentang transisi kekuasaan, tapi mengasumsikan orang bertindak dengan itikad baik dan sesuai dengan aturan masyarakat. Kita tahu Trump tidak terlalu peduli tentang semua itu," jelasnya. 

Baca Juga: Kekhawatiran Ekonom jika Donald Trump terpilih lagi

"Semuanya sangat tergantung pada reaksi orang di sekitarnya, reaksi media. Jadi pada dasarnya tergantung pada seberapa kuat institusi-institusi Amerika." 

Singkatnya, tergantung pada peradilan, penegak hukum dan lembaga konstitusi lainnya, serta media, untuk memastikan setiap klaim yang tidak valid oleh Trump diselidiki secara adil dan transparan. 

Bila Trump menang masa jabatan kedua, bisakah dia menghadapi pemakzulan untuk kedua kalinya? 

Menurut Dr Shortis, tidak ada batasan seberapa banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mendakwa seorang presiden AS. "Itulah mengapa pemilihan Senat kali ini sangat penting," jelasnya. "Jika Demokrat memenangkan Senat, hampir pasti mereka akan melakukan pemakzulan terhadap Trump lagi (bila Trump menang)." 

Jika kalah, apakah Donald Trump dapat kembali mencalonkan diri pada pilpres 2024? 

Jawabnya, bisa. Di Amerika Serikat, jabatan presiden dibatasi dua periode, dan bisa tidak berurutan (masa periodenya). 

Baca Juga: Trump tiba-tiba minta proses penghitungan suara disetop dan tuding terjadi penipuan

Bisakah Trump dihukum jika menolak menerima kekalahan pilpres? 

Shortis mengatakan pertanyaan ini cukup rumit. "Jika dia menolak untuk meninggalkan kantor dan menolak mengakui kekalahannya, itu berarti Konstitusi dan supremasi hukum tidak diakui," katanya. 

"Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh rakyat, tapi pada dasarnya baru pada 20 Januari mendatang ketika kekuasaan presiden mengalami transisi." 

"Dengan asumsi semuanya berjalan sesuai dengan yang diindikasikan oleh jajak pendapat, maka Biden akan menjadi panglima tertinggi AS pada Januari dan dia dapat memerintahkan militer untuk menyingkirkan Trump (dari Gedung Putih)," jelasnya. 

Dr Shortis mengatakan banyak hal yang akan terjadi antara waktu pengumuman pemenang pilpres dan tanggal pelantikan presiden AS 20 Januari 2021. "Kami akan melihat krisis konstitusional sepenuhnya (bila Trump menolak untuk menyerah). Menurut saya penyelesaiannya tidak akan mudah," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa yang Terjadi jika Trump Menolak Kekalahan di Pilpres AS?"

Editor : Ardi Priyatno Utomo

Selanjutnya: Faisal Basri: Indonesia lebih diuntungkan jika Trump terpilih kembali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

×