Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketersediaan vaksin Covid-19 di Indonesia menjadi bahasan yang hangat, terutama setelah adanya embargo vaksin AstraZeneca di India lantaran kenaikan kasus positif di sana.
Mengenai ketersediaan vaksin, dari sisi produksi Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menuturkan, pihaknya sudah mulai mendatangkan bahan baku vaksin Covid-19 atau bulk vaksin dari Sinovac sejak Januari 2021.
Total Honesti menyebut, ada 140 juta bulk vaksin yang sudah disepakati dengan Sinovac untuk dikirim ke Indonesia secara bertahap.
"Sampai minggu kemarin kita sudah kedatangan 5 kali bahan baku, di mana total bahan baku yang sudah masuk ke Indonesia itu lebih kurang 53 juta dosis," kata Honesti saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Senin (29/3).
Baca Juga: Antisipasi vaksin tertunda, pengusaha harap pemerintah lakukan lobi dengan produsen
Adapun total bulk vaksin Sinovac yang sudah datang kini sudah mulai diproduksi oleh Bio Farma menjadi vaksin jadi. Rencananya bulan depan yaitu April, Indonesia akan kedatangan kembali bulk vaksin Sinovac sekitar 30 juta bulk.
"Kita masih akan menunggu kedatangan berikutnya di bulan April. Akan ada dua kali kedatangan bahan baku yaitu lebih kurang sebesar 30 juta dosis diharapkan bisa datang di bulan April, di minggu pertama April dan juga nanti di minggu ketiga atau minggu ke empat April," ujarnya.
Dengan adanya kedatangan vaksin Covid-19 dari Sinovac, Bio Farma kini juga telah menyiapkan tambahan kapasitas produksi.
Jika sebelumnya Bio Farma hanya mampu memproduksi 10 juta sampai 20 juta dosis per bulan, nantinya di bulan April kapasitas sudah meningkat di atas 25 juta dosis per bulan.
"Mulai April kita akan di atas 25 juta dosis per bulan karena ada dua fasilitas produksi yang akan segera di fungsikan. Kami sudah mendapatkan sertifikasi CPOB BPOM minggu lalu," imbuhnya.
Mulai 31 Maret ini Honesti menyebut pihaknya akan mulai menggunakan line production baru. Dengan adanya tambahan kapasitas produksi tersebut diharapkan dapat memastikan pemenuhan supply vaksin bagi program vaksinasi pemerintah.
Baca Juga: IDI berharap vaksinasi Covid-19 berjalan optimal
"Diharapkan nanti akan bisa memastikan supply vaksinasi untuk program pemerintah karena dari bahan bakunya juga kita sudah punya schedule dan juga dengan adanya pabrik yang segera dioperasikan ini akan memastikan pasokan supply vaksin untuk rencana program vaksinasi pemerintah," jelasnya.
Komis VI DPR RI meminta PT Bio Farma (Persero), PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk memastikan supply vaksin Covid-19 tidak terganggu oleh embargo vaksin yang terjadi di negara-negara penghasil vaksin.
"Langkah-langkah diplomatik dengan menteri luar negeri untuk segera dilaksanakan," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima.
Aria juga meminta agar dipikirkan juga adanya skenario terkait upaya ketersediaan vaksin Covid-19 guna mencapai target vaksinasi kepada 181,5 juta penduduk.
"Mohon dipikirkan skenario, Kita kan 70-74% masyarakat ini di vaksin baru nanti adanya terbentuk herd immunity. Kita pikirkan jangan sampai meleset karena itu sangat penting artinya bahwa harus kita sosialisasikan terus-menerus dan korporasi harus cari berbagai alternatif," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News