Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
"Memang kami berusaha untuk meningkatkan sesuai dengan permintaan pasar yang masih terbuka. Itu akan kami lakukan terutama untuk di pabrik yang berlokasi di Tangerang, karena masih mempunyai kapasitas untuk meningkatkan," jelas Harry.
Secara lebih rinci, Direktur SKBM Howard Ken Lukmito menjelaskan, SKBM telah memasok produknya ke sejumlah negara. Adapun, Amerika Serikat menjadi negara dengan porsi ekspor paling besar, yakni mencapai 91,2%. Kemudian disusul oleh pasar Asia sekitar 4,8%, lalu pasar Eropa dengan porsi 4%. "Jadi memang terbesar itu produk udang atau shrimp ke Amerika Serikat," sambungnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat tak begitu berdampak terhadap laju operasional Sekar Bumi. Hal itu lantaran, sektor usaha SKBM masuk ke dalam sektor kritikal, sehingga pabrik dapat tetap berjalan 100% dengan penerapan protokol kesehatan yang cukup ketat.
"Selama ini tidak ada kendala dengan peraturan itu, kami masih tetap berjalan normal, tidak ada masalah. Kami juga menerapkan prokes yang cukup ketat," tambah Howard.
Adapun, di tahun ini SKBM menganggarkan alokasi capital expenditure (capex) sekitar Rp 20 miliar. Dana yang berasal dari kas internal perusahaan tersebut rencananya akan digunakan untuk memperluas pabrik di Jakarta serta memperkuat cold storage di Sidoarjo.
"Untuk bisa menjamin ketersediaan barang jadi. Jadi lebih dominan kepada cold storage dan lebih dominan kepada bangunan dan mesin pendukung," pungkasnya.
Hingga kuartal pertama 2021, Sekar Bumi berhasil meraih kinerja yang impresif dengan membukukan penjualan Rp 855,87 miliar. Angka itu terkerek 44,36% dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 yang hanya mencapai Rp 592,85 miliar.
Selanjutnya: Harmonisasi RPP holding BUMN pangan, begini penjelasan Dirut RNI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News