Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi
Selain itu, kata Ravi, impor produk TPT dengan harga murah juga masih menghambat penyerapan produk lokal. Perseroan memperkirakan sampai akhir tahun impor tersebut masih akan meningkat, hal ini menyebabkan perseroan sulit bersaing di tengah gempuran barang murah tersebut.
Oleh karena itu perusahaan berharap impor tersebut dapat dibatasi oleh regulasi yang menyokong industri. Dikarenakan situasi masih penuh tantangan, maka Ravi mengatakan bahwa perusahaan akan terus mendorong efisiensi dengan cost saving di berbagai lini dan mendorong keberadaan produk bernilai tambah.
Baca Juga: Medco Energi (MEDC) ditaksir merugi hingga akhir 2020, ini kata Hilmi Panigoro
Diharapkan tahun depan perusahaan bisa membukukan laba bersih kisaran US$ 4 juta - US$ 5 juta dengan prediksi EBITDA kisaran US$ 18 juta di tahun 2021. POLY juga masih berkutat dengan isu restrukturisasi utang, yang menurut Ravi diharapkan dapat rampung di tahun depan pula.
Dari sisi volume produksi, untuk produk polymer POLY memproduksi sebanyak 168 ribu ton di kuartal ketiga tahun ini. Jumlah tersebut masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 231 ribu ton.
Penurunan juga dialami oleh produk staple fiber dan filament yarn di kuartal ketiga tahun ini dengan volume produksi masing-masing 75 ribu ton dan 72 ribu ton. Dimana pada periode yang sama tahun lalu, volume produksi masing-masing produk TPT itu tercatat sebanyak 106 ribu ton dan 100 ribu ton.
Selanjutnya: Induk usahanya jual saham Greenfields, apa dampaknya ke kinerja Japfa Comfeed (JPFA)?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News