Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75% pada pertemuan bulan ini.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan BI akan mempertahankan BI7DRR sebesar 5,75% hingga akhir 2023 dengan mewaspadai perkembangan ekonomi global ke depan yang masih penuh dengan ketidakpastian.
Faisal menyampaikan perkiraan itu berdasarkan sejumlah fenomena yang terjadi dan melihat situasi global ke depannya.
Berdasarkan sisi eksternal, Faisal menyebut The Fed memiliki ruang untuk menaikkan bunga sebesar 25 bps lagi pada pertemuan FOMC 23 Mei 2023 di tengah pasar tenaga kerja yang masih ketat yang terus-menerus berkontribusi terhadap inflasi subborn di Amerika Serikat.
Baca Juga: BI Sebut Likuiditas Perbankan Memadai untuk Tingkatkan Kredit
Meski inflasi Indonesia turun dari 6,0% Year on Year (YoY) menjadi 5,0% YoY pada Maret 2023, tetapi inflasi inti meningkat dari 5,5% YoY menjadi 5,6% YoY. Hal itu menunjukkan permintaan yang solid.
"Sementara itu, jika dilihat dari sisi domestik, inflasi terus menurun dari puncaknya 5,95% YoY pada September 2022 saat pemerintah menyesuaikan harga BBM bersubsidi dan kini menjadi 4,97% pada Maret 2023," ucap dia dalam keterangan resmi, Selasa (18/4).
Selain itu, surplus perdagangan yang terbilang menyusut, tetap mencatat surplus US$ 2,91 miliar pada 23 Maret 2023. Bersamaan dengan berlanjutnya aliran masuk modal baik ke pasar obligasi maupun pasar saham.
Hal itu telah mendukung nilai tukar rupiah sehingga stabilitas menurunkan risiko inflasi impor. Tercatat sampai 17 April 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD terapresiasi sebesar 5,0% year to date.
"Dengan melihat perkembangan di kedua sisi, kami melihat bahwa kebutuhan BI untuk meningkatkan BI-7DRRR hampir tidak ada. Secara keseluruhan, kami tetap mengharapkan BI untuk mempertahankan BI-7DRRR sebesar 5,75% hingga sisa tahun 2023," kata dia.
Di sisi lain, Faisal memprediksi ruang untuk pemotongan suku bunga akan dibuka pada kuartal pertama 2024.
Baca Juga: Bos BI Sebut Likuiditas Perbankan Masih Memadai untuk Tingkatkan Kredit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News